BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan ekonomi dalam era globalisasi saat ini perkembangan
ekonominya mengalami perubahan yang cukup signifikan. Dan seiring dengan
perkembangan teknologi pada saat ini maka dunia usahapun ikut
berkembang pula dan makin banyak pula perusahaan yang muncul, terlebih
lagi perusahaan yang sudah go publik. Hal tersebut menyebabkan setiap
perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai laba semaksimal mungkin atau
setinggi – tingginya. Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan
manajemen keuangan dalam menghitung hasil operasional perusahaan dan
analisa – analisa keuangan yang telah dicapai perusahaan dalam kurun
waktu tertentu. Dalam upaya menambah dana kegiatan operasionalnya untuk
perusahaan yang sudah go public dapat diperoleh melalui penjualan saham
kepada para investor. Media yang dapat digunakan perusahaan dalam
menjual saham yang dimilikinya pada publik adalah pasar modal. Pasar
modal berguna untuk mempertemukan pihak – pihak yang memerlukan dana
jangka panjang dengan pihak yang memiliki dana. Kegiatan pasar modal
adalah kegiatan investasi, yaitu kegiatan menanamkan modal baik langsung
maupun tidak langsung dengan harapan pada waktunya nanti pemilik modal
mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut.
Bagi para investor, melalui pasar modal mereka dapat memilih obyek
investasi yang tepat dengan beragam tingkat pengembalian dan tingkat
risiko yang dihadapi, sedangkan bagi para penerbit (emiten) melalui
pasar modal mereka dapat mengumpulkan dana jangka panjang untuk
menunjang kelangsungan usaha mereka
Dan sudah selayaknya setiap perusahaan harus memiliki laporan
keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan perusahaannya, perubahan posisi keuangan, dan aktifitas
operasi perusahaan yang bermanfaat untuk mengambil keputusan. Modal akan
selalu berputar dalam jangka waktu pendek untuk mendapatkan suatu laba
dari kegiatan organisasinya. Namun, beberapa bagian dari modal yang
tersedia dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan kepada
pihak kreditur dan para investor. Laporan keuangan menunjukkan posisi
keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.
Di dalam neraca kita dapat mengetahui berapa besar kekayaan atau asset
yang dimiliki oleh perusahaan yang berada pada sisi aktiva, dan kita
dapat melihat sisi pasiva untuk mengetahui dari mana dana – dana yang
terdapat dalam aktiva.
Investor akan melakukan analisis laporan terlebih dahulu sebelum
melakukan investasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan investor dalam
melakukan analisis yaitu dengan cara menganalisis laporan keuangan
yakni : neraca, laporan perubahan modal dan laporan laba – rugi yang
disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan guna mengetahui kondisi dan
perkembangan suatu perusahaan tersebut. Untuk mengukur posisi keuangan
suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio – rasio
keuangan. Diantaranya Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio
Profitabilitas. Agar investor dapat membuat keputusan yang rasional
dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi.
Rasio Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan tingkat kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang – hutang jangka pendek yang dimiliki.
Apabila perusahaan dinilai memiliki cukup kemampuan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya, maka perusahaan tersebut dapat disebut
likuid. Sebaiknya jika perusahaan dalam keadaan tidak mampu memenuhi
kewajiban jangka pendeknya maka perusahaan tersebut dikatakan ilikuid.
Selain rasio likuiditas, rasio keuangan juga dapat diukur dengan
menggunakan rasio solvabilitas.
Rasio Solvabilitas digunakan untuk memberikan gambaran mengenai
kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila
perusahaan tersebut dilikuidasikan. Suatu perusahaan yang solvable
berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang
cukup untuk membayar semua hutang – hutangnya.
Rasio Profitabilitas digunakan untuk mengukur laporan keuangan yang
dapat menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama
kurun waktu tertentu. Dengan menggunakan rasio profitabilitas ini
kreditur dapat melakukan penilaian terhadap perkembangan perusahaan yang
akan diberikan kredit pada waktu yang akan datang.
Analisis dalam laporan keuangan merupakan proses yang penuh
pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan
hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan
untuk menentukan prediksi yang mungkin mengenai kondisi dan kinerja
perusahaan pada masa yang akan datang. Pentingnya analisis Likuiditas,
solvabilitas dan profitabilitas bagi suatu perusahaan yaitu untuk
mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut apakah lebih baik dari
tahun – tahun sebelumnya atau justru mengalami kerugian. Dan investor
dapat mengamati kinerja keuangan dengan mengevaluasi dan proyeksi harga
saham. Apabila keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut baik, maka
investor tidak akan ragu untuk membeli saham perusahaan tersebut.
Untuk itu penulis ingin mengetahui apakah ada pengaruhnya dari
kemampuan – kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
yang harus dipenuhi dari aktiva yang dimiliki perusahaan terhadap harga
saham yang akan dibeli oleh investor. Maka dari itu investor dapat
menilai kinerja perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang
terdapat dalam laporan keuangan dengan menggunakan alat analisis laporan
keuangannya dengan membandingkan dengan harga saham yang akan dibeli
investor.
Berdasarkan uraian di atas yang menjelaskan bahwa Rasio Likuiditas,
Rasio Solvabilitas, dan Rasio Profitabilitas sangat penting bagi pihak
intern maupun ekstern perusahaan dan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dalam memperoleh laba maka
penulis ingin mengetahui mengenai kinerja perusahaan PT. Gudang Garam,
Tbk dengan meneliti mengenai apakah ada pengaruh rasio profitabilitas
terhadap harga saham. Jika ketiga rasio tersebut berpengaruh maka
investor dapat mempertimbangkan dalam berinvestasi atau membeli saham
perusahaan tersebut berdasarkan rasio – rasio keuangan perusahaan yang
bersangkutan. Oleh karena itu penulis memberi judul
“ANALISIS
PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS, DAN RASIO PROFITABILITAS
TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. GUDANG GARAM, TBK.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diketahui di atas, bahwa setiap
perusahaan memiliki laporan keuangan yang digunakan sebagai sarana
informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan dan aktivitas
perusahaan yang bermanfaat untuk mengambil keputusan. Maka penulis
bermaksud untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Dari rumusan
di atas maka adapun masalah yang akan di ambil dalam penelitian ilmiah
ini yaitu sebagai berikut :
- Bagaimana pengaruh rasio likuiditas terhadap harga saham PT. GUDANG GARAM,TBK.?
- Bagaimana pengaruh rasio solvabilitas terhadap harga saham PT. GUDANG GARAM,TBK ?
- Bagaimana pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham PT. GUDANG GARAM, TBK ?
- Bagaimana pengaruh ketiga rasio tersebut terhadap harga saham PT. GUDANG GARAM,TBK ?
1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan ini penulis akan
membatasi penulisan pada pada rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan
rasio profitabilitas untuk periode 2004– 2011 per triwulan, karena
ketiga indikator tersebut merupakan pengukur kinerja keuangan dan
kemampuan perusahaan. Sehingga penulisan tidak menyimpang dan agar lebih
terperinci.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah di atas, ada pun tujuan dari penelitian ini yakni :
- Untuk mengetahui pengaruh rasio likuiditas terhadap harga saham PT. GUDANG GARAM,TBK ?
- Untuk mengetahui pengaruh rasio solvabilitas terhadap harga saham PT. GUDANG GARAM, TBK ?
- Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham PT. GUDANG GARAM, TBK ?
- Untuk mengetahui ketiga indikator tersebut bagaimana pengaruhnya terhadap harga saham sekaligus pada PT. GUDANG GARAM, TBK ?
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Akademis
Dengan penelitian ini, diharapkan dapat menambah pemahaman bagi
penulis tentang materi yang diambil. Dan bagi pembacasetelah membaca
penulisan ilmiah ini, diharapkan dapat memberikan nilai tambah khususnya
dalam menganalisa rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio
profitabilitas dalam menentukan apakah terdapat pengaruh atau tidak
terhadap harga saham. Dan dapat menjadi informasi dan bahan perbandingan
bagi penulis sejenis, agar tulisan ini dapat lebih disempurnakan.
1.5.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang
akan di ambil dari laporan keuangan tersebut, terutama yang diperoleh
dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas
Serta diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan pertimbangan bagi
perusahaan atau manager dalam melakukan pengelolaan likuiditas,
solvabilitas dan profitabilitas. Serta bagi para investor dan para
pelaku pasar modal dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan berinvestasi.
1.6 Metode Penelitian
Untuk memperoleh kesimpulan yang objektif, maka penulis melakukan
berbagai macam cara untuk mengumpulkan data – data yang dapat mendukung
penelitian dengan menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
1.6.1 Objek Penelitian
Objek yang diteliti adalah PT. GUDANG GARAM, TBK yaitu bergerak dalam
bidang rokok yang terkemuka dengan kegiatan operasinya yang sangat
laris dipasaran.
1.6.2 Data / Variabel
Data sangat bermanfaat dalam suatu penelitian karena dapat memberikan
informasi tentang suatu keadaan, sekaligus sebagai dasar objektif dalam
proses pembuatan keputusan. Data yang digunakan dalam penelitian kali
ini adalah data perusahaan PT. GUDANG GARAM, TBK beserta laporan
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi serta harga saham dari
tahun 2004 sampai dengan tahun 2011 per triwulan. Dalam penelitian kali
ini digunakan metode penelitian pengujian hipotesis untuk menjelaskan
pengaruh rasio likuiditas sebagai variabel (X
1), rasio solvabilitas sebagai variabel (X
2) serta rasio profitabilitas sebagai variabel (X
3) dan harga saham sebagai variabel dependen (Y), baik secara parsial maupun simultan.
1.6.3 Metode Pengumpulan Data / Variabel
Dalam pengumpulan data dan informasi diperlukan untuk mendapatkan
informasi, penulis menggunakan internet sebagai media pengumpulan data.
Data yang diperoleh berupa data sekunder, antara lain : data perusahaan,
laporan keuangan dan harga saham yang dapat dilihat melalui website BEI
yakni
www.idx.co.id
, selain itu survey dan mengambil data langsung ke Bursa Efek Indonesia
dan mempelajari referensi dan materi yang didapat penulis selama
mengikuti perkuliahan yang berkaitan dengan penelitian ini. Metode yang
digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif kuantitatif,
yaitu gambaran suatu keadaan yang dikumpulkan dan diklasifikasikan dalam
bentuk angka, sehingga didapat informasi untuk menganalisis masalah
yang diteliti.
1.6.4 Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap
harga saham. Maka dalam pengujian hipotesisnya apabila hipotesis nol
(Ho) ditolak maka hipotesis alternatif (Ha) diterima, begitu pula
sebaliknya. Adapun hipotesis atau dugaan sementara atas penelitian yang
akan dilakukan adalah :
Hipotesis yang digunakan dalam uji parsial :
Ho1 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas terhadap harga saham
Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas terhadap harga saham
Ho2 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio solvabilitas terhadap harga saham
Ha2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio solvabilitas terhadap harga saham
Ho3 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio profitabilitas terhadap harga saham
Ha3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio profitabilitas terhadap harga saham
Hipotesis yang digunakan dalam uji simultan :
Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap harga
saham
Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap harga saham
1.6.5 Alat Analisis
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis deskriptif dan
kuantitatif yang ditampilkan dalam bentuk tabel yang merupakan hasil
dari perhitungan rasio.
- Uji Normalitas
- Uji Asumsi Klasik
- Analisis Regresi Linier Berganda
- Uji Simultan dengan f test
- Uji Parsial dengan t test
- Analisis Kuantitatif / Akuntansi
- Rasio Likuiditas
- Current Ratio
- Cash Ratio
- Quick Ratio
- Rasio Solvabilitas
- Debt to Asset Ratio
- Debt to Equity Ratio
- Time Interest Earning
- Rasio Profitabilitas
- Net Profit Margin
- Return on Asset
- Rate of Return
1.6.6 SPSS
Teknologi sekarang sudah canggih, sehingga sekarang ini dalam
mengolah data statistik cenderung diselesaikan dengan komputer melalui
program-program statistik. Keberadaan program statistik semacam itu
memberikan banyak manfaat dan keuntungan buat para peneliti, seperti
pengerjaaan yang lebih singkat, akurasi hasil perhitungan yang tinggi
dan sebagainya. Salah satu program untuk pengolahan data adalah SPSS.
Sampai saat ini SPSS merupakan program statistik yang paling populer dan
paling banyak dipakai di seluruh dunia. Para peneliti menggunakannya
untuk berbagai keperluan seperti riset pasar maupun untuk menyelesaikan
tugas penelitian seperti skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya.
SPSS pertama kali dibuat pada tahun 1968 oleh tiga orang mahasiswa
dari Stanford University. Awalnya, SPSS merupakan kependekan dari
Statistical Package for the Sosial Scienceskarena program ini mula-mula
dipakai untuk meneliti ilmu-ilmu sosial. Namun, seiring perkembangannya
dari waktu ke waktu SPSS penggunaannya semakin luas untuk bidang ilmu
seperti bisnis, pertanian, industri, ekonomi, psikologi dan lain-lain
sehingga sampai sekarang kepanjangan SPSS adalah Statistical Product and
Service Solution (Duwi Priyatno, 2008). Dalam penelitian saya SPSS
sangat berguna sekali.
Namun sebelum dilakukan Uji Regresi linear berganda tersebut harus
dilakukan uji normalitas kemudian dilanjutkan kedalam uji asumsi klasik
yang terdiri dari autokorelasi, multikolinieritas, dan
heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik bertujuan agar nilai parameter
penduga tidak biasa. Model regresi yang baik dalam melakukan peramalan
adalah model dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin.
- Uji Normalitas Data
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa sampel diambil
dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas
keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam
penelitian ini normalitas data diuji dengan menggunakan uji
kolmogorov-Smirnov test.
Pengambilan kesimpulan bahwa data terdistribusi secara normal dapat
diketahui dengan melihat signifikansi yang lebih besar dari 0,05.
Dari tabel
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh angka probabilitas.
- Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05 distribusi data adalah tidak normal
- Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0.05 distribusi data adalah normal
- Uji Asumsi Klasik
1) Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara anggota observasi
yang terletak berderetan. Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui
ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu
pengamatan dengan pengamatan yang lain pada model regresi. Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data runtut waktu (
time series) karena
‘gangguan’ pada individu atau kelompok cenderung mempengaruhi ‘gangguan’
individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2009).
Untuk mendeteksi auto korelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson
(DW) dengan ketentuan sebagai berikut :
- 1.65 < DW < 2.35 maka tidak ada autokorelasi
- 1.21 < DW < 1.65 atau 2.35 < DW < 2.79 maka tidak dapat disimpulkan
- DW < 1.21 atau DW > 2.79 maka terjadi autokorelasi
2) Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2005, hal 91), uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi atas variabel
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya bebas
multikolinieritas atau tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari :
- Nilai Tolerance harus lebih besar dari 0,1 atau;
- Nilai Variance Infaltion Factor (VIF) lebih kecil dari 10
3) Uji Heteroskedastisitas
Dengan melihat grafik plot antara nilai variabel terikat dengan
residual. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),
maka mengidentifikasi telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka
nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
- Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi bertujuan untuk menguji hubungan antara satu variabel dengan
variabel lain. Varibel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung atau
dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas
atau variabel independen.
Y = α + β 1 X1 + β2 X2 + β 3 X3+ ℮
Di mana :
Y = Harga saham (variabel dependen)
α = Konstanta
X1 = Rasio Likuiditas
X2 = Rasio Solvabilitas
X3 = Rasio profitabilitas
e = Standar Erorr
- Uji Simultan dengan F-test
Uji simultan dengan F-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
bersama – sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil
F-test menunjukkan variabel independen secara bersama – sama berpengaruh
terhadap variabel dependen jika
p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari
level of significant
yang ditentukan atau F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel. F
tabel dihitung dengan cara df1 = k-1dan df2 = n – k, k adalah jumlah
variabel dependen dan independen.
- Uji Parsial dengan t-test
T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing –
masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel
independen. Nilai uji t-test dapat dilihat dari
p-value (pada kolom sig.) pada variabel masing – masing independen, jika
p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari
level of significant yang ditentukan atau t hitung ( kolom t) lebih besar dari t tabel (dihitung dari
two-tailed α = 5% df – k, k merupakan jumlah variabel independen)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Laporan Keuangan
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Media yang dapat digunakan dalam meneliti kondisi kesehatan suatu
perusahaan yaitu laporan keuangan. Dalam laporan keuangan berisi data –
data yang menggambarkan keadaan keuangan suatu perusahaan dalam periode
tertentu, sehingga pihak – pihak yang berkepentingan terhadap
perkembangan suatu perusahaan dapat mengetahui kondisi perusahaan. Pihak
– pihak yang memerlukan laporan keuangan antara lain pihak internal dan
pihak eksternal perusahaan seperti para pemilik perusahaan, para
kreditur, bankers, investor, karyawan, dan pemerintah.
Suatu proses akuntansi ditandai dengan munculnya laporan keuangan
yang dapat digunakan sebagai media pelaporan atas segala sesuatu yang
terdapat dalam perusahaan pada akhir periode tertentu. Pada dasarnya
laporan keuangan disusun setahun sekali, namun sering pula ditemui ada
perusahaan yang menyusun laporan keuangan tiap tiga bulan sekali bahkan
laporan keuangan disusun setiap bulan sekali.
Adapun pengertian laporan keuangan itu sendiri adalah sebagai berikut :
- Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh
perusahaan yang bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan posisi
keuangannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi
pihak kreditur, investor dan pihak manajemen dari perusahaan itu
sendiri.
- Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses
akuntansi yang digunakansebagai alat untuk berkomunikasi antara
data keuangan atau aktivitas suatu perusahaandengan pihak-pihak
yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan
tersebut.(S. Munawir, 1995).
- Laporan Keuangan adalah laporan yang berisi informasi tentang
kondisi keuangan dari hasil operasi perusahaan pada periode tertentu.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), laporan keuangan meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, laporan
arus kas dan catatan laporan keuangan. Laporan keuangan di Indonesia
harus disusun secara akrual, kecuali untuk laporan arus kas.
- Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No1 (2004) merupakan bagian
dari proses pelaporan keuangan yang lengkap dari laporan laba rugi
neraca laporan arus kas laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara misal sebagai laporan arus kas atau
laporan arus dana) catatan dan laporan serta materi penjelasan yg
merupakan bagian integral dalam laporan keuangan.
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Dalam proses akuntansi akan dihasilkan laporan keuangan yan bertujuan
sedemikian rupa agar dapat memenuhi kebutuhan pihak – pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Pemilik dan calon pemilik perusahaan ingin mengetahui
bagaimana posisi keuangan perusahaannya di masa yang akan datang.
Tujuan laporan keuangan menurut IAI (2002) :
- Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
- Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian,
laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara
umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, dan tidak
diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
- Menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggung
jawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, membuat
keputusan ekonomi, keputusan ini mencakup keputusan untuk menahan atau
menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan mengangkat atau
mengganti manajemen.
- Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam
sumber-sumber dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas
pembelanjaan dan penanaman.
- Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,
seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.
Informasi keuangan memiliki syarat – syarat tertentu yang harus
dipenuhi agar informasi akuntansi yang berbentuk laporan keuangan benar –
benar berkualitas maka informasi tersebut harus memenuhi sepuluh syarat
di bawah ini :
- Dapat dimengerti, informasi harus dapat dimengerti oleh
pemakainya,dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang
disesuiakan dengan batas pengertian para pemakai. Untuk itu para pemakai
informasi akuntansi diharapkan memiliki pengetahuan yang memadai
tentang aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemampuan untuk
mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
- Relevan, relevansi suatu informasi harus dihubunghkan dengan maksud penggunaanya.Bila
informasi tidak relevan untuk keperluan para pangambil
keputusan,informasi demikian tidak akan ada gunanya,betapapun
kualitas-kualitas lainya terpenuhi. Sehingga informasi harus relevan
untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.
Informasi dapat dikatakan memiliki kualitas relevan jika dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa depan dan menegaskan atau
mengoreksi hasil evaluasi kinerja perusahaan di masa lalu.
- Material, informasi dipandang material jika kelalaian atau
kesalahan mencatat informasi tersebut, sehingga dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai yang diambil berdasarkan laporan keuangan.
- Keandalan, informasi harus dapat diuji kebenaranya
oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran
yang sama. Agar bermanfaat, informasi juga harus andal yang berarti
bebas dari pengertian yang menyesatkan seperti kesalahan material dan
juga dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur
dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajikan.
- Jujur, agar loporan keuangannya dapat diandalkan maka
informasi harus menggambarkan dengan jujur dalam mencatat transaksi
serta peristiwa lainnya.
- Substansi mengungguli bentuk, dalam melihat suatu transaksi
tertentu yang diutamakan adalah substansi dari transaksi serta
peristiwa tersebut. Transaksi serta peristiwa lainnya tersebut perlu
dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi,
bukan hanya bentuk hukumnya.
- Netral, informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum
pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak
tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang
menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan
pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.
- Tepat waktu, informasi harus disampaikan sedini mungkin
untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan
keputusan-keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya
pengambilan keputusan tersebut.
- Daya banding, informasi dalam laporan keuangan akan lebih
berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya dari perusahaan yang sama, maupun dengan laporan keuangan
perusahaan-perusahaan lainya pada periode yang sama.
- Lengkap, informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua
data akuntansi yang dapat memenuhi secukupnya sembilan tujuan kualitatif
(karakteristik) diatas dapat juga diartikan sebagai pemenuhan standar
pengungkapan yang memadai dalam pelaporan keuangan.
2.1.3 Jenis – Jenis Laporan Keuangan
Dalam Kurun waktu tertentu manajemen suatu perusahaan harus menyusun
dan menyajikan laporan keuangan guna memenuhi kebutuhan para pihak yang
berkepentingan atas suatu perusahaan ini. Mengenai laporan keuangan yang
disajikan dan disusun oleh manajemen sesuai Ikatan Akuntan Indonesia,
(2007) menyatakan “laporan keuangan yang lengkap terdiri atas
komponen-komponen berikut ini: neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.”
- Neraca (Balance Sheet)
Pendapat Skousen (2001:41) yang dimaksud dengan neraca adalah
”laporan sumber-sumber dari suatu perusahaan (harta), kewajiban
perusahaan (hutang), dan perbedaan antara yang dimiliki (harta) dan apa
yang dipinjam (hutang) yang disebut ekuitas”.
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta
modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan neraca
adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan, pada suatu
tanggal tertentu biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan
ditentukan sisanyapada suatu akhir fiskal atau tahun kalender, sehingga
neraca sering disebut dengan Balance Sheet. Dengan demikian neraca
terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang dan modal.
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang
serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu
(Kardiman, 2006).
Tujuan neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan
suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu
dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir
tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut
dengan
Balance Sheet. Dengan demikian neraca terdiri dari tiga bagian utama yaitu aktiva, hutang dan modal.
A. Pengertian Aktiva
Dalam pengertian aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh
perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan dapat
memberikan manfaat ekonomis di masa depan. Manfaat ekonomi masa depan
yang terwujud dalam aktiva adalah potensi dari aktiva tersebut untuk
memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung terhadap arus
kas atau setara kas pada perusahaan. Potensi tersebut dapat berbentuk
suatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivitas operasional
perusahaan (Kardiman, 2006).
Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian
utama yaitu aktiva lancar dan aktiva tidak lancar(Kardiman, 2006).
- Aktiva lancar
Aktiva lancar adalah uang kas dalam aktiva lainnya yang dapat
diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai,
dijual, atau dikonsumen dalam periode berikutnya (paling lama satu
tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal).
Bentuk – bentuk aktiva lancar :
- Kas, merupakan semua uang tunai dan surat berharga yang
berfungsi sebagai uang tunai yang disimpan di Bank dan setiap saat dapat
diambil untuk digunakan.
- Efek (surat berharga), merupakan surat berharga berupa saham dan obligasi yang dapat diperjual-belikan melalui bursa.
- Piutang usaha, adalah tagihan kepada pihak lain tanpa
perjanjian tertulis yang pelunasannya dalam jangka pendek (kurang dari
satu tahun). Misalkan penjualan kredit.
- Wesel tagih, adalah tagihan kepada pihak lain yang disertai
perjanjian tertulis, yang pelunasannya dalam jangka pendek. Misalkan
wesel dan menerima promes.
- Perlengkapan, merupakan barang yang dipergunakan untuk
kegiatan perusahaan yang habis terpakai dalam jangka waktu kurang dari
satu tahun. Misalkan alat tulis, kertas, dan perangko.
- Beban dibayar di muka, merupakan beban yang telah
dikeluarkan, tetapi belim diterima manfaatnya atau belum menjadi
kewajiban. Misalnya sewa dibayar di muka dan bunga dibayar di muka.
- Aktiva Tidak Lancar
Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang dipergunakan dalam operasi
perusahaan yang mempunyai umur ekonomi lebih dari satu tahun atau yang
sifatnya relatif tetap.
Yang termasuk aktiva tidak lancar adalah:
- Investasi jangka panjang, adalah investasi yang tidak
dimaksudkan untuk dicairkan menjadi uang atau kas dalam operasi
perusahaan atau dalam waktu lebih dari satu tahun.
- Aktiva tetap, aktiva berwujud yang dipergunakan dalam
operasi perusahaan yang mempunyai umur ekonomi lebih dari satu tahun
atau yang sifatnya relatif tetap. Misalkan gedung, mesin – mesin kantor,
tanah, dan kendaraan.
c. Aktiva tetap tidak berwujud (intangible fixed assets), aktiva
yang berupa hak – hak istimewa atau posisi yang menguntungkan
perusahaan dalam memperoleh pendapatan. Misalkan hak paten, hak cipta,
hak merk dan goodwill.
d. Aktiva lain-lain, aktiva yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kriteria di atas.
B. Pengertian Hutang
Hutang adalah semua kewajiban keuangan atau tugas perusahaan
kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan
sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur. Elemen
– elemen hutang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
- Hutang Lancar
Hutang lancar merupakan kewajiban – kewajiban yang harus dilunasi
dalam jangka waktu pendek atau tidak lebih dari satu tahun siklus
operasi perusahaan (Kardiman, 2006). Yang termasuk ke dalam hutang
lancar :
- Hutang usaha, merupakan hutang jangka pendek yang tidak disertai perjanjian tertulis. Seperti transaksi pembelian dengan kredit.
- Wesel bayar, adalah kewajiban jangka pendek yang disertai perjanjian
tertulis. Seperti mengakui wesel yang ditarik oleh pihak lain dan
menyerahkan surat perjanjian untuk membayar sejumlah uang tertentu
kepada seseorang pada waktu tertentu.
- Pendapatan yang diterima di muka, yaitu pendapatan yang belum menjadi hak perusahaan tetapi sudah diterima pembayarannya.
- Hutang Jangka Panjang
Kewajiban perusahaan untuk membayar kepada pihak lain dalam jangka
waktu yang relatif lama atau lebih dari satu tahun. Penentuan jangka
waktu ini diukur sejak pembuatan tanggal neraca (Kardiman, 2006). Yang
termasuk dalam hutang jangka panjang antara lain :
- Surat Obligasi adalah surat bukti utang perusahaan kepada pemegang
obligasi yang pelunasannya lebih dari satu tahun dengan imbalan jasa
berupa bunga.
- Utang hipotek adalah kewajiban jangka panjang yang disertai dengan jaminan aktiva tetap.
- Hutang-hutang lain, hutang yang tidak dapat dilaporkan dalam
golongan hutang di atas. Yang termasuk dalam hutang – hutang lain antara
lain :
- Piutang wesel didiskontokan
- Sengketa hukum, pajak, dan beban – beban lain yang belum pasti
- Garansi – garansi yang diberikan
C. Modal
Modal hakekatnya merupakan hak pemilik perusahaan atas kekayaan
perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan
laba yang ditahan. Kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
terhadap seluruh hutang – hutangnya dapat dikatakan pula sebagai modal.
Yang termasuk dalam modal antara lain :
- Laba tidak dibagi / laba ditahan, merupakan laba tahun – tahun yang tidak dibagi sebagai deviden
- Modal penilaian kembali, merupakan selisih nilai buku lama dengan nilai buku yang baru
- Modal sumbangan
- Modal lain – lain, yaitu modal yang tidak dapat dimasukkan dalam salah satu kelompok di atas.
- Laporan Laba Rugi ( Income Statement )
Laporan laba rugi yaitu alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai
perusahaan dan juga mengetahui berapakah hasil bersih atau yang didapat
dalam satu periode. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007) laporan laba
rugi minimal mencakup pendapatan, laba atau rugi usaha, beban pinjaman,
bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang
diperlakukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi
dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, dan laba rugi bersih
untuk periode berjalan.
Tujuan dari laporan laba rugi yaitu untuk mengukur kemajuan
perusahaan di dalam menjalankan operasinya. Namun secara garis besarnya
unsur – unsur laporan rugi – laba dapat dikelompokkan sebagai berikut :
- Hasil penjualan
Hasil penjualan merupakan jumlah dari penjualan barang atau jasa untuk satu periode.
- Harga pokok penjualan
Harga pokok penjualan merupakan hasil dari persediaan awal barang
dengan ditambah dengan pembelian barang dagangan dan dikurangi
persediaan akhir barang dagangan.
- Laba kotor penjualan
Laba kotor penjualan dapat diukur dengan cara menggunakan harga pokok penjualan terhadap penjualan.
- Biaya operasi perusahaan
Biaya operasi perusahaan pada umumnya terdiri dari :
- Biaya penjualan
Biaya penjualan adalah biaya yang dibebankan sehubungan dengan
penjualan barang. Yang termasuk dalam biaya penjualan, diantaranya :
- Biaya gaji pegawai
- Komisi penjualan
- Biaya advertising
- Penyusutan peralatan
- Biaya-biaya penjualan lainnya
- Biaya administrasi dan umum
Biaya administrasi ini, antara lain :
- Gaji pegawai administrasi
- Perlengkapan kantor
- Biaya – biaya lain
- Laba bersih
Laba bersih adalah biaya operasi dikurangi dengan laba kotor.
- Pendapatan atau biaya-biaya di luar operasi
Contohnya: biaya bunga, biaya sewa, dan deviden.
- Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan modal adalah Perubahan modal yang terjadi dalam
suatu periode tertentu atau daat dikatakan sebagai ringkasan suatu
perusahaan selama periode tertentu.. Maka dapat diketahui bahwa laporan
perubahan ekuitas memberikan informasi mengenai tambahan atau
pengurangan ekuitas selama periode tertentu dari periode sebelumnya.
Laporan ini disajikan untuk melengkapi laporan keuangan lainnya.
Penambahan ekuitas berasal dari investasi dan laba sedangkan pengurangan
ekuitas biasanya karena kerugian atau pengambilan pribadi (Kardiman,
2006).
2.2 Saham
2.2.1 Pengertian Saham
Saham adalah salah satu jenis surat berharga yang merupakan bukti
kepemilikan atas suatu perusahaan (emiten) atau perseroan terbatas.
Emiten adalah perusahaan yang membutuhkan dana melalui pasar modal.
Saham berupa selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas adalah
pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Saham
dikeluarkan oleh perusahaan yang telah go public yang kemudian dijual di
pasar modal dalam rangka penghimpunan dana untuk perluasan usaha
perusahaan tersebut. Pemodal atau investor yang menginvestasikan dananya
dalam bentuk saham akan mendapat manfaat finansial seperti deviden,
capital gain, dan sebagainya. Hal tersebut karena investor merupakan
bagian dari perusahaan tersebut.
Husnan (2004) dalam bukunya “
Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”
mengemukakan pendapatnya tentang saham yakni secarik kertas yang
menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut)
untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang
menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan
pemodal tersebut menjalankan haknya.
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, bahwa saham merupakan bukti kepemilikan. Martono
et al.,
(2010) juga berpendapat sama, yaitu bahwa saham adalah surat bukti atau
tanda kepemilikan bagian modal pada suatu perusahaan. Saham merupakan
salah satu produk yang diperjualbelikan di pasar modal yang dapat
didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas yang berwujud
berupa selembar kertas yang menerangkan siapa pemiliknya (Hamzah, 2006).
Dari pernyataan diatas, jelas bahwa saham adalah bukti kepemilikan
atas sebuah perusahaan bagi investor yang menanamkan dananya di
perusahaan tersebut. Maksudnya adalah investor tersebut adalah bagian
dari perusahaan yang berhak untuk mendapatkan sebagian keuntungan atas
saham yang ditanamkan seperti deviden, capital gain, dan sebagainya.
Meskipun demikian, investasi dalam bentuk saham memiliki tingkat risiko
yang cukup tinggi. Lastari (2004) berpendapat bahwa tingginya risiko
dikarenakan sifat komoditinya yang sangat peka terhadap perubahan yang
terjadi, baik perubahan di luar negeri ataupun di dalam negeri,
perubahan di bidang politik, ekonomi dan moneter.
2.2.2 Jenis – Jenis Saham
Martono et al., (2010) menguraikan jenis saham menurut pengalihan dan
manfaat yang diperoleh para pemegang saham sebagai berikut :
- Jenis saham menurut pengalihannya
- Saham atas unjuk (Brearer Stock)
Saham atas unjuk sifatnya mirip dengan uang. Dalam sertifikat ini,
dituliskan nama pemiliknya. Dengan kepemilikan saham atas unjuk pemilik
saham saat ini sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkan sahamnya
kepada orang lain. Di Indonesia hanya ada satu – satunya perusahaan yang
menerbitkan saham atas unjuk dengan nilai nominal yang didaftarkan di
bursa paralel.
- Saham atas nama (Registered Stock)
Berbeda dengan saham atas unjuk, saham atas nama ini dituliskan nama
pemiliknya. Cara pengalihan sahamnya adalah dengan dokumen peralihan dan
kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus
mencatat daftar nama pemegang saham. Di Indonesia semua perusahaan yang
menerbitkan saham, merupakan saham atas nama.
- Jenis saham menurut manfaatnya
- Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa selalu ada dalam struktur modal saham. Wirasasmita et
al., (2002) berpendapat bahwa saham biasa adalah surat saham perseroan
yang tidak mendapat prioritas atas jenis saham lainnya dalam mendapatkan
pembayaran deviden, dan menerima bagian sebagai priortas terakhir dalam
pembagian harta kekayaan perseroan itu apabila perseroan itu dibubarkan
atau dihentikan kegiatan usahanya. Pemegang saham biasa akan memperoleh
keuntungan dalam bentuk deviden apabila perusahaan memperoleh laba.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik saham biasa :
- Saham biasa tidak menjanjikan pendapatan yang bersifat tetap dan
pasti. Pendapatan saham biasa dapat berasal dari penerimaan deviden dan
selisih antara harga jual dengan harga beli saham.
- Pemilik atau pemegang saham akan memiliki hak untuk ikut serta dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pemilik saham biasa adalah salah satu
pemilik perusahaan, dia memiliki hak suara untuk hal yang dibawa ke
pertemuan tahunan perusahaan dan memberikan hak suara bagi direktur
perusahaan.
- Saham biasa tidak memiliki jatuh tempo tertentu, dengan demikian
emiten tidak mempunyai tanggung jawab untuk membayar kembali harga
pembelian saham yang telah diterbitkannya.
- Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen adalah jenis saham yang memberikan hak istimewa kepada
pemiliknya, saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi (
bond)
dan saham biasa. Pemegang saham preferen diprioritaskan dalam klaim
aktiva bersih dan dalam pembagian keuntungan saham (deviden), hal
tersebut yang membedakan antara saham preferen dengan saham biasa.
Atmaja (2002) menyebutkan beberapa karakteristik dari saham preferen
diantaranya sebagai berikut :
- Memiliki nilai nominal.
- Deviden besarnya tetap, merupakan persentasi dari nilai nominal.
- Hak deviden kumulatif, artinya hak kepada pemegang saham preferen
untuk menerima deviden tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan
sebelum pemegang saham biasa menerima devidennya.
- Tidak memiliki hak suara dan hak jatuh tempo.
- Jenis Saham berdasarkan kinerja perdagangan
- Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari perusahaan
yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri
sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar
deviden.
- Saham pendapatan (incoming stock), yaitu saham dari suatu emiten
yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata – rata
deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.
- Saham pertumbuhan (growthstock-well-know), yaitu saham dari emiten
yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di
industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
- Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham suatu perusahaan
yang tidak biasa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke
tahun, tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa yang
akan datang.
- Saham siklikal (cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh
oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
2.2.3 Harga Saham
Harga dari suatu saham pada dasarnya dipengaruhi oleh permintaan dan
penawaran saham tersebut. Jika permintaan saham meningkat, maka harganya
akan meningkat, sebaliknya jika permintaan menurun maka harga saham
akan menurun. Harga pasar dari saham ditentukan oleh nilai buku saham
tersebut. Nilai buku mencerminkan nilai kekayaan bersih ekonomis yang
dimiliki perusahaan dan merupakan cerminan nilai perusahaan. Halim
(2005) mendefinisikan nilai buku perlembar saham biasa adalah nilai
kekayaan bersih ekonomis dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang
beredar sedangkan kekayaan bersih ekonomis adalah selisih total aktiva
dengan total kewajiban. Adapun harga pasar adalah harga yang terbentuk
di pasar jual beli saham. Harga perolehan yaitu harga dimana kita
mendapatan saham tersebut dan dapat dipergunakan manfaatnya.
Menurut Subiyantoro (2003) untuk melakukan penilaian harga saham
diperlukan data operasional perusahaan seperti laporan keuangan yang
telah diaudit, performance perusahaan dimasa yang akan datang dan
kondisi ekonomi. Analisa terhadap nilai saham merupakan langkah mendasar
yang harus dilakukan oleh investor sebelum melakukan investasi.
Analisis saham merupakan salah satu dari sekian tahap dalam proses
investasi yang berarti melakukan analisis terhadap individual atau
sekelompok sekuritas. Analisis yang sering digunakan untuk menilai suatu
saham yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
- Analisis fundamental atau analisis perusahaan yaitu menentukan harga
saham dengan menggunakan data dari keuangan perusahaan seperti laba,
deviden yang dibayar, penjualan, pertumbuhan, dan prospek serta kondisi
perusahaan. Sebagaimana menurut Lastari (2004), analisis fundamental
dilakukan oleh investor menggunakan data keuangan perusahaan untuk
menghitung nilai intrinsik saham, oleh karena itu laporan keuangan
merupakan informasi yang sangat penting karena menggambarkan aspek
fundamental yang bersifat kuantitatif. Analisis fundamental merupakan
analisis yang berbasis pada berbagai data rill untuk mengevaluasi atau
memproyeksi nilai suatu saham. Beberapa data atau indikator yang umum
digunakan adalah pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbalan hasil
atau pengembalian atas ekuitas (return of equity), margin laba (profit
margin) dan data-data keuangan lain sebagai sarana untuk menilai kinerja
perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan dimasa mendatang.
- Analisis teknikal menentukan harga saham dengan menggunakan data
pasar dari saham seperti harga saham, volume transaksi saham, dan index
pasar. Analisis ini dimulai dengan memperhatikan perubahan harga saham
itu sendiri dari waktu ke waktu, analisis ini beranggapan bahwa harga
suatu saham akan ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap saham
tersebut (Halim, 2005). Menurut (Tjipto dan Hendi, 2006) analisis
teknikal ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menilai
saham, dimana dengan metode ini para analisis melakukan evaluasi saham
berbasis pada data-data statistic yang dihasilkan dari aktivitas
perdagangan saham, seperti harga saham dan volume transaksi. Dengan
berbagai grafik yang ada serta pola-pola grafik yang terbentuk, analisis
teknikal mencoba memprediksi arah pergerakan harga saham kedepan.
2.2.4 Perubahan Harga Saham
Perubahan harga saham dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan
penawaran yang terjadi di pasar sekunder. Semakin banyak investor yang
ingin membeli atau menyimpan suatu saham, maka harganya akan semakin
naik, begitu sebaliknya. Harga saham merupakan nilai suatu saham yang
mencerminkan kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (Sri
Mulyono, 2006).
Dalam investasi ada pula resiko dari pemegang saham adalah menurunnya
harga saham, hal ini dapat diatasi dengan cara menahan saham tersebut
sampai keadaan pasar membaik. Pedomannya adalah :
- Apabila nilai intristik (NI) saham > harga saham, disebut undervalue (harga saham terlalu rendah), artinya saham layak dibeli atau dipertahankan.
- Apabila nilai intristik (NI) saham < harga saham, disebut overvalue (harga saham terlalu tinggi), artinya saham layak dijual atau dilepas.
- Apabila nilai intristik (NI) saham = harga saham, disebut faif-value, artinya harga saham dinilai wajar atau dalam kondisi seimbang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah :
- Laba per lembar saham (Earning per Share / EPS)
Seorang investor yang melakukan investasi pada sebuah perusahaan akan
menerima laba atas saham yang dimilikinya, semakin tinggi laba per
lembar saham (EPS) yang diberikan, perusahaan akan memberikan
pengembalian yang cukup baik. Hal ini mendorong investor melakukan
investasi yang lebih besar sehingga harga saham perusahaan meningkat.
- Tingkat Bunga
Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :
- Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dan obligasi,
apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk
ditukar dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham, hal ini
juga akan terjadi apabila suku bunga mengalami penurunan.
- Mempengaruhi laba perusahaan. Hal ini terjadi karena bunga adalah
biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan.
Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan
mempengaruhi laba perusahaan.
- Jumlah kas Deviden yang diberikan.
Kebijakan pembagian deviden dibagi dua, yaitu sebagian dibagikan
dalam bentuk deviden dan sebagian disisihkan sebagai laba ditahan.
Peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan kepercayaan diri pemegang saham karena jumlah kas deviden
yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham
naik.
- Jumlah laba yang diperoleh perusahaan
Pada umumnya investor melakukan investasi pada perusahaan yang
mempunyai profit yang cukup baik karena memajukan prospek yang cerah
sehingga investor tertarik untuk melakukan investasi yang akan
mempengaruhi harga saham perusahaan.
- Tingkat resiko dan pengembalian
Jika tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan
meningkat, maka akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.
Semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian
saham yang diterima.
2.3 Analisa Rasio Keuangan
2.3.1 Pengertian Rasio Keuangan
Rasio Keuangan
merupakan alat analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu
perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada
pos laporan keuangan (
neraca,
laporan laba/rugi,
laporan aliran kas).
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (
mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Analisis rasio dapat digunakan untuk membimbing investor dan kreditor
untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan
dan prospek di masa datang. Salah satu cara pemrosesan dan
penginterpretasian informasi akuntansi, yang dinyatakan dalam artian
relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka
yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan.
Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah
ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan
kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai
risiko dan peluang di masa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan
satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam
rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam
penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan.
2.3.2 Jenis – Jenis Rasio Keuangan
Berdasarkan sumber datanya, dari mana rasio itu dibuat, (Djarwanto,1984) membagi rasio menjadi 3 macam, yaitu :
- Rasio-rasio neraca, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang
berasal dari neraca, misalnya : rasio lancar (current ratio), rasio
cepat (quick ratio), rasio modal sendiri dengan total aktiva, dan
sebagainya.
- Rasio laporan laba rugi, yaitu rasio yang disusun dari data yang
berasal dari laporan perhitungan laba rugi, misalnya : Net Profit Margin
(NPM), Profit On Sales, dan sebagainya.
- Rasio-rasio antar laporan, yaitu rasio-rasio yang disusun dari data
yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, misalnya : Return On
Investment (ROI), Return On Equity (ROE), dan sebagainya.
Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan dan potensi atas
kemajuan perusahaan, faktor yang paling penting untuk diketahui oleh
yang berkepentingan yaitu :
- Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), bertujuan mengukur kemampuan
suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera
dipenuhi atau saat ditagih. Perusahaan yang mampu untuk memenuhi
kewajibannya disebut likuid, tapi jika perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajibannya disebut ilikuid (Hendra S.Raharjaputra, 2009)
Rasio likuiditas terdiri dari :
- Current Ratio
Current rasio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang
atau kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimilikinya.
Rumus :
Current Ratio = x 100%
- Cash Ratio
Cash ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang
jangka pendek dengan kas dan surat berharga yang dapat segera diuangkan.
Dalam cash ratio tidak terdapat standar likuiditas karena penilaiannya
tergantung pada kebijakan manajemen.
Rumus :
Cash Ratio= x 100%
- Quick Ratio
Quick ratio merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi
persediaan dibagi dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan besarnya
alat likuid yang paling cepat bisa digunakan untuk melunasi hutang
lancar. Karena rasio ini guna mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajibannya dengan mengurangkan persediaan yang dianggap
kurang likuid karena membutuhkan proses yang cukup panjang. Persediaan
dianggap aktiva lancar yang paling tidak lancar karena untuk menjadi
uang tunai (kas) memerlukan dua langkah, yakni menjadi piutang terlebih
dahulu sebelum menjadi kas.
Rumus :
Quick Ratio= x 100%
- Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik
kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Suatu perusahaan
dikatakan “solvabel” apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau
kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang – hutangnya, sebaliknya
apabila jumlah aktiva tidak cukup untuk memenuhi hutangnya maka
perusahaan tersebut dikatakan “insolvable”. Suatu perusahaan yang
solvabel belum tentu likuid dan sebuah perusahaan yang insovabel belum
tentu ilikuid. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
solvabilitas merupakan suatu alat untuk menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya, baik itu
kewajiban jangka pendek, maupun kewajiban jangka panjang, walaupun
sekiranya perusahaan tersebut akan dilikuidasi.
Dalam hubungan antara likuiditas dan solvabilitas ada empat kemungkinan yang dapat dialami oleh perusahaan, yaitu :
- Perusahaan yang likuid tetapi insolvabel
- Perusahaan yang likuid dan solvabel
- Perusahaan yang solvabel tetapi ilikuid
- Perusahaan yang insolvabel dan ilikuid
Tingkat solvabilitas diukur dengan beberapa rasio, yaitu :
- Debt to Asset Ratio
Debt to Asset Ratio digunakan untuk mengukur jumlah persentase dari
jumlah dana yang diberikan oleh kreditur berupa utang terhadap jumlah
asset perusahaan.
Rumus :
Debt to Asset Ratio = x 100%
- Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio digunakan untuk mengukur jumlah utang atau dana dari luar perusahaan terhadap modal sendiri.
Rumus :
Debt to Equity Ratio= x 100%
Makin kecil prosentase ratio ini berarti makin cepat perusahaan
menjadi insolvabel. Tingkat solvabilitas dapat dipertinggi hanya dengan
jalan penambahan modal sendiri dengan alternatif sebagai berikut :
1. Menambah aktiva tanpa menambah utang atau menambah aktiva relatif lebih besar daripada bertambahannya hutang.
2. Mengurangi hutang tanpa mengurangi aktiva atau mengurangi hutang relatif besar daripada berkurangnya aktiva.
c. Time Interest Earning
Time Interest Earning digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban membayar beban bunga dengan menggunakan laba
operasi perusahaan (EBIT).
TIE = Laba Operasi
Beban Bunga
3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan para
eksekutif perusahaan dalam menciptakan tingkat keuntungan yang baik
dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, asset
bersih perusahaan maupun modal sendiri.(Hendra S. Raharjaputra, 2009).
Rasio ini digunakan untuk mengetahui hasil akhir yang telah dicapai dari
berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil perusahaan dan
dilakukan penilaian serta proyeksi terhadap perkembangan perusahaan.
Tingkat rasio profitabilitas dapat diukur dengan beberapa ratio, yaitu :
- Net Profit Margin
Net Profit Margin digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak. Menurut
Bastian dan Suhardjono (2006;299) Net Profit Margin adalah perbandingan
antara laba bersih dengan penjualan. Semakin besar net profit marginnya,
maka kinerja perusahaan akan semakin produktif. Sehingga akan
meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada
perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besarnya persentase
laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio
NPM nya, maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak
dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan
perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu
sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan
modalnya untuk suatu resiko. Hasil dari perhitungan mencerminkan
keuntungan netto per rupiah penjualan. Para investor pasar modal perlu
mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan
mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu
profitable atau tidak.
Rumus :
Net Profit Margin = laba bersih setelah pajak x 100%
Penjualan
- Return on Asset
Return on Asset digunakan untuk mengukur pengembalian suatu aktiva
dengan cara mengukur efisiensi perusahaan dalam memanfatkan seluruh
sumber dananya, yang kadang-kadang disebut dengan hasil pengembalian
atas investasi atau return on investment. Return On Assets
menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh
kekayaan yang dimiliki perusahaan, karena itu dipergunakan angka laba
setelah pajak dan rata-rata kekayaan perusahaan.
Rumus :
Return on Asset = laba bersih setelah pajak x 100%
Total aktiva
- Rate of Return
Rate of Return digunakan untuk membandingkan antara keuntungan netto
sesudah pajak dengan jumlah modal sendiri untuk mengetahui kemampuan
dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.
Rumus :
Rate of Return = x 100%
2.4 Alat Analisis Statistik
2.4.1 SPSS
Teknologi sekarang sudah canggih, sehingga sekarang ini dalam
mengolah data statistik cenderung diselesaikan dengan komputer melalui
program-program statistik. Keberadaan program statistik semacam itu
memberikan banyak manfaat dan keuntungan buat para peneliti, seperti
pengerjaaan yang lebih singkat, akurasi hasil perhitungan yang tinggi
dan sebagainya. Salah satu program untuk pengolahan data adalah SPSS.
Sampai saat ini SPSS merupakan program statistik yang paling populer dan
paling banyak dipakai di seluruh dunia. Para peneliti menggunakannya
untuk berbagai keperluan seperti riset pasar maupun untuk menyelesaikan
tugas penelitian seperti skripsi, tesis, disertasi, dan sebagainya.
SPSS pertama kali dibuat pada tahun 1968 oleh tiga orang mahasiswa
dari Stanford University. Awalnya, SPSS merupakan kependekan dari
Statistical Package for the Sosial Scienceskarena program ini mula-mula
dipakai untuk meneliti ilmu-ilmu sosial. Namun, seiring perkembangannya
dari waktu ke waktu SPSS penggunaannya semakin luas untuk bidang ilmu
seperti bisnis, pertanian, industri, ekonomi, psikologi dan lain-lain
sehingga sampai sekarang kepanjangan SPSS adalah Statistical Product and
Service Solution (Duwi Priyatno, 2008). Dalam penelitian saya SPSS
sangat berguna sekali.
Namun sebelum dilakukan Uji Regresi linear berganda tersebut harus
dilakukan uji normalitas kemudian dilanjutkan kedalam uji asumsi klasik
yang terdiri dari autokorelasi, mulitkolinieritas, dan
heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik bertujuan agar nilai parameter
penduga tidak biasa. Model regresi yang baik dalam melakukan peramalan
adalah model dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin.
- Uji Normalitas Data
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa sampel diambil
dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas
keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam
penelitian ini normalitas data diuji dengan menggunakan uji
kolmogorov-Smirnov test.
Pengambilan kesimpulan bahwa data terdistribusi secara normal dapat
diketahui dengan melihat signifikansi yang lebih besar dari 0,05.
Dari tabel
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh angka probabilitas.
- Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05 distribusi data adalah tidak normal
- Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0.05 distribusi data adalah normal
- Uji Asumsi Klasik
1) Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara anggota observasi
yang terletak berderetan. Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui
ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu
pengamatan dengan pengamatan yang lain pada model regresi. Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data runtut waktu (
time series) karena
‘gangguan’ pada individu atau kelompok cenderung mempengaruhi ‘gangguan’
individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2009).
Untuk mendeteksi auto korelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson
(DW) dengan ketentuan sebagai berikut :
- 1.65 < DW < 2.35 maka tidak ada autokorelasi
- 1.21 < DW < 1.65 atau 2.35 < DW < 2.79 maka tidak dapat disimpulkan
- DW < 1.21 atau DW > 2.79 maka terjadi autokorelasi
2) Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2005, hal 91), uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi atas variabel
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya bebas
multikolinieritas atau tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari :
- Nilai Tolerance harus lebih besar dari 0,1 atau;
- Nilai Variance Infaltion Factor (VIF) lebih kecil dari 10
3) Uji Heteroskedastisitas
Dengan melihat grafik plot antara nilai variabel terikat dengan
residual. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),
maka mengidentifikasi telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka
nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
- Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi bertujuan untuk menguji hubungan antara satu variabel dengan
variabel lain. Varibel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung atau
dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas
atau variabel independen.
Y = α + β 1 X1 + β2 X2 + β 3 X3+ ℮
Di mana :
Y = Harga saham (variabel dependen)
α = Konstanta
X1 = Rasio Likuiditas
X2 = Rasio Solvabilitas
X3 = Rasio profitabilitas
e = Standar Erorr
- Uji Simultan dengan F-test
Uji simultan dengan F-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
bersama – sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil
F-test menunjukkan variabel independen secara bersama – sama berpengaruh
terhadap variabel dependen jika
p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari
level of significant
yang ditentukan atau F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel. F
tabel dihitung dengan cara df1 = k-1dan df2 = n – k, k adalah jumlah
variabel dependen dan independen.
- Uji Parsial dengan t-test
T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing –
masing variabel independen secara individual (parsial) terhaddap
variabel independen. Nilai uji t-test dapat dilihat dari
p-value (pada kolom sig.) pada variabel masing – masing independen, jika
p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari
level of significant yang ditentukan atau t hitung ( kolom t) lebih besar dari t tabel (dihitung dari
two-tailed α = 5% df – k, k merupakan jumlah variabel independen)
2.5 Kajian Penelitian Sejenis
Dalam penelitian ini, penulis memilih topik atau judul yang sama dari beberapa penulis di bawah ini :
- Nama : Yolanda (21207200)
Judul : Pengaruh Earning Per Share (EPS), Dividen
Payout Ratio (DPR), Return On Investment (ROI), dan Return On Equity
(ROE) terhadap harga saham PT. GUDANG GARAM, Tbk. TAHUN 2002-2010
Abstrak :
Investasi dalam bentuk saham merupakan bentuk investasi yang paling
banyak diminati investor meski pun mempunyai resiko yang cukup tinggi.
Oleh karena itu sebelum melakukan investasi saham, investor harus
memperhatikan apakah investasi tersebut sebanding dengan tingkat resiko
yang dihadapi. Cara yang paling sederhana adalah melalui harga saham.
Harga saham tidak dapat diprediksi besarnya. Karena hal tersebut,
investor perlu memiliki informasi berkaitan dengan dinamika harga saham
untuk menentukan keputusan mengenai saham perusahaan yang layak untuk
dijadikan tempat berinvestasi sehingga investor dapat memastikan bahwa
investasi dalam bentuk saham dapat memberikan tingkat pengembalian yang
optimum.
Penelitian ini bertujuan menilai pengaruh dari beberapa variabel
independen yang dipilih penulis yaitu EPS, DPR, ROI, dan ROE terhadap
harga saham PT GUDANG GARAM, Tbk. tahun 2002-2010.
Dengan menggunakan alat analisis regresi linier berganda didapatkan
hasil bahwa variabel-variabel independen tersebut secara serentak
berpengaruh terhadap harga saham PT GUDANG GARAM, Tbk, sedangkan secara
parsial EPS adalah variabel yang paling berpengaruh signifikan terhadap
harga saham PT GUDANG GARAM, Tbk.
- Nama : Harti Oktarina, 20208572
Judul : Pengaruh Return On Asset (ROA), Net Profit
Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada PT.
INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
Abstrak :
Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan
operasionalnya, dana tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber.
Untuk perusahaan yang sudah go public dalam upaya menambah dana
kegiatan operasionalnya dapat diperoleh melalui penjualan saham kepada
para investor. Calon investor harus mengetahui kinerja serta prospek
perusahaan yang menjual surat berharganya. Pada dasarnya investor
mengukur kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan dalam
mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menentukan ROA, NPM, dan Laba Per Saham
(EPS), dan untuk mengetahui pengaruh ROA, NPM, dan Laba Per Saham (EPS)
pada PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK, periode dari 2007 sampai 2009.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji asumsi klasik, yang
terdiri dari 3 asumsi dasar, yaitu autokorelasi, multikoliniearitas, dan
heteroskedastisitas. Setelah itu uji regresi linier berganda, uji F,
dan uji t. Berdasarkan hasil uji F (simultan), menunjukkan bahwa ROA,
NPM dan EPS berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan uji t (parsial), hanya NPM yang berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
PT. Gudang Garam, Tbk (IDX:GGRM) merupakan sebuah perusahaan rokok
paling popular di Indonesia. Perusahaan Gudang Garam didirikan pada
tanggal 26 juni 1958 oleh Surya Wonowidjojo atau dengan nama lainnya (
Tjoa Ing Hwie ). Gudang Garam ini merupakan pemimpin produksi rokok
kretek. Perusahaan ini memiliki kompleks tembakau sebanyak 514 area di
Kediri, Jawa Timur. Sebelum mendirikan perusahaan Gudang Garam ini, di
saat umur beliau sekitar dua puluh tahun, Ing Hwie mendapat tawaran
bekerja dari pamannya di pabrik rokok Cap 93 yang merupakan salah satu
pabrik rokok terkenal di Jawa Timur pada saat itu. Berkat kerja keras
dan kerajinan Ing Hwie mendapatkan promosi dan akhirnya menduduki posisi
direktur di perusahaan rokok Cap 93.
Pada tahun 1956 Ing Hwie meninggalkan Cap 93. Lalu beliau membeli
tanah di Kediri dan memulai produksi rokok sendiri. Diawali dengan rokok
kretek dari kelobot dengan merk Inghwie. Setelah dua tahun berjalan Ing
Hwie mengganti nama perusahaannya menjadi Pabrik Rokok Tjap Gudang
Garam. PT. Gudang Garam Tbk tidak mendristribusikan secara langsung
melainkan melalui PT. Surya Madistrindo yang kemudian disalurkan kepada
pedagang eceran lalu ke konsumen. Melalui perjalanan dari tahun 1958
sampai sekarang, PT. Gudang Garam, Tbk mengalami banyak peningkatan
dalam produksi rokoknya. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan –
perkembangannya yang akan penulis jelaskan sekilas tentang perusahaan
Gudang Garam ini.
Dari awal didirikannya pada tahun 1958 tanah yang digunakan untuk berjalannya produksi yakni dengan menyewa tanah seluas 1000 m
2 di
Desa Semampir, Kediri, dengan memproduksi Sigaret Kretek Linting (SKL)
atau rokok klobot dan Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang dipasarkan di
Kota terdekat seperti Nganjuk, Kartosono, Solo, dan Blitar dengan harga
rokok Rp 1 / bungkus. Pada tahun 1960 cabang produksi SKT dan SKL dibuka
di Gurah, 13 km arah tenggara kota Kediri karena permintaan yang
semakin meningkat. Pada tahun 1968 bulan September, areal pertama seluas
100 m
2 dibeli dan dijadikan unit 1, dan di tahun yang sama
dibangun pula sebuah unit baru yang diberi nama unit 2. Pada tahun 1969
perusahaan Gudang Garam dari status industrinya sebagai home industry
berubah menjadi firma lalu pada tahun 1971 statusnya berubah menjadi
Perseroan Terbatas dan kemudian pada tahun 1990 perusahaan ini
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Surabaya.
Dan sampai sekarang perusahaan ini mengembangkan banyak jenis rokok
seperti kretek mild dll. Sekarang areal Gudang Garam bertambah menjadi
208 hektar di wilayah kabupaten dan kota Kediri.
Perusahaan yang semula bernama PT Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam
didirikan dengan akta Surosa SH wakil Notaris sementara di Kediri
tanggal 30 Juni 1971 No 10, diubah dengan akta notaris yang sama tanggal
13 Oktober 1971 No 13; akta-akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman
dengan No. J.A.5/197/7 tanggal 17 Nop 1971, tanggal 26 November 1971
didaftarkan di pengadilan Negeri Kediri dengan No. 31/1971 dan No.
32/1971 tanggal 26 Nop 1971, dan diumumkan dalam tambahan No. 586 pada
Berita Negara No. 104 tanggal 28 Des 1971. Anggaran dasar perusahaan
telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dilakukan dengan akta
notaris Dyah Ambarwaty Setyoso, SH tanggal 18 Desember 2008 No. 27 untuk
memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. Adapun susunan pengurus dan pengawas per 30 Juni 2009, susunan
Dewan Komisaris dan Direksi adalah sebagai berikut :
Komisaris :
Presiden Komisaris : Juni Setiawati Wonowidjojo
Komisaris Independen : Yudiono Muktiwidjojo
: Frank Willem Van Gelder
: Hadi Soetirto
: Lucas Mulia Suhardja
Direksi :
Presiden Direktur : Susilo Wonowidjojo
: Heru Budiman
: Edijanto
: Buntoro Turutan
: Fajar Sumeru
: Herry Susianto
: Buana Susilo
3.2 Data / Variabel
Data sangat bermanfaat dalam suatu penelitian karena dapat memberikan
informasi tentang suatu keadaan, sekaligus sebagai dasar objektif dalam
proses pembuatan keputusan. Data yang digunakan dalam penelitian kali
ini adalah data sekunder yang berupa data Laporan Keuangan perusahaan
PT. GUDANG GARAM, TBK yaitu laporan keuangan berupa neraca dan laporan
laba rugi serta harga saham dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2011.
Dalam penelitian kali ini dugunakan metode penelitian pengujian
hipotesis untuk menjelaskan pengaruh rasio likuiditas, rasio
solvabilitas serta rasio profitabilitas sebagai variabel independen (X)
dan harga saham sebagai variabel dependen (Y), baik secara parsial
maupun simultan.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data dan informasi diperlukan untuk mendapatkan
informasi, penulis menggunakan internet sebagai media pengumpulan data.
Data yang diperoleh berupa data sekunder, antara lain : data perusahaan,
laporan keuangan dan harga saham yang dapat dilihat melalui website BEI
yakni
www.idx.co.id
, selain itu pengumpulan data dapat dilakukan dengan studi pustaka
yaitu dengan mempelajari referensi dan materi yang didapat penulis
selama mengikuti perkuliahan yang berkaitan dengan penelitian ini.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif
kuantitatif, yaitu gambaran suatu keadaan yang dikumpulkan dan
diklasifikasikan dalam bentuk angka, sehingga didapat informasi untuk
menganalisis masalah yang diteliti.
3.4 Hipotesis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas terhadap harga saham.
Maka dalam pengujian hipotesisnya apabila hipotesis nol (Ho) ditolak
maka hipotesis alternatif (Ha) diterima, begitu pula sebaliknya. Adapun
hipotesis atau dugaan sementara atas penelitian yang akan dilakukan
adalah :
Hipotesis yang digunakan dalam uji parsial :
Ho1 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas terhadap harga saham
Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas terhadap harga saham
Ho2 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio solvabilitas terhadap harga saham
Ha2 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio solvabilitas terhadap harga saham
Ho3 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio profitabilitas terhadap harga saham
Ha3 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio profitabilitas terhadap harga saham
Hipotesis yang digunakan dalam uji simultan :
Ho : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap harga
saham
Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap harga saham.
3.5 Alat Analisis yang digunakan
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis deskriptif dan
kuantitatif ( data yang berbentuk angka ) yang ditampilkan dalam bentuk
tabel yang merupakan hasil dari perhitungan rasio.
- Uji Normalitas
- Analisis Regresi Linier Berganda
- Uji Simultan dengan f test
- Uji Parsial dengan t test
- Analisis Kuantitatif / Akuntansi yang digunakan berupa rasio keuangan
- Rasio Likuiditas
- Current Ratio = x 100%
- Cash Ratio = x 100%
- Quick Ratio = x 100%
- Rasio Solvabilitas
- Debt to Asset Ratio = x 100%
- Debt to Equity Ratio = x 100%
- Time Interest Earning = EBIT
Beban Bunga
- Rasio Profitabilitas
- Net Profit Margin = laba bersih setelah pajak x 100%
penjualan
- Return on Asset = laba bersih setelah pajak x 100%
Total aktiva
Alat analisis statistik yang dipergunakan adalah SPSS versi 17 untuk
menguji apakah ada pengaruh dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas
dan rasio profitabilitas terhadap harga saham. Namun sebelum dilakukan
Uji Regresi tersebut harus dilakukan uji normalitas kemudian dilanjutkan
kedalam uji asumsi klasik yang terdiri dari autokorelasi,
mulitkolinieritas, dan heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik bertujuan
agar nilai parameter penduga tidak biasa. Model regresi yang baik dalam
melakukan peramalan adalah model dengan kesalahan peramalan yang
seminimal mungkin.
- Uji Normalitas Data
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa sampel diambil
dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas
keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dalam
penelitian ini normalitas data diuji dengan menggunakan uji
kolmogorov-Smirnov test.
Pengambilan kesimpulan bahwa data terdistribusi secara normal dapat
diketahui dengan melihat signifikansi yang lebih besar dari 0,05.
Dari tabel
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh angka probabilitas.
- Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05 distribusi data adalah tidak normal
- Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0.05 distribusi data adalah normal
- Uji Asumsi Klasik
1) Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi diantara anggota observasi
yang terletak berderetan. Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui
ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu
pengamatan dengan pengamatan yang lain pada model regresi. Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu
sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering
ditemukan pada data runtut waktu (
time series) karena
‘gangguan’ pada individu atau kelompok cenderung mempengaruhi ‘gangguan’
individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2009).
Untuk mendeteksi auto korelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson
(DW) dengan ketentuan sebagai berikut :
- 1.65 < DW < 2.35 maka tidak ada autokorelasi
- 1.21 < DW < 1.65 atau 2.35 < DW < 2.79 maka tidak dapat disimpulkan
- DW < 1.21 atau DW > 2.79 maka terjadi autokorelasi
2) Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2005, hal 91), uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi atas variabel
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya bebas
multikolinieritas atau tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen. Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari :
- Nilai Tolerance harus lebih besar dari 0,1 atau;
- Nilai Variance Infaltion Factor (VIF) lebih kecil dari 10
3) Uji Heteroskedastisitas
Dengan melihat grafik plot antara nilai variabel terikat dengan
residual. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),
maka mengidentifikasi telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka
nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
- Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi bertujuan untuk menguji hubungan antara satu variabel dengan
variabel lain. Varibel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung atau
dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas
atau variabel independen.
Y = α + β 1 X1 + β2 X2 + β 3 X3+ ℮
Di mana :
Y = Harga saham (variabel dependen)
α = Konstanta
X1 = Rasio likuiditas
X2 = Rasio Solvabilitas
X3 = Rasio Profitabilitas
e = Standar Erorr
- Uji Simultan dengan F-test
Uji simultan dengan F-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
bersama – sama variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil
F-test menunjukkan variabel independen secara bersama – sama berpengaruh
terhadap variabel dependen jika
p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari
level of significant
yang ditentukan atau F hitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel. F
tabel dihitung dengan cara df1 = k-1dan df2 = n – k, k adalah jumlah
variabel dependen dan independen.
- Uji Parsial dengan t-test
T-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing –
masing variabel independen secara individual (parsial) terhaddap
variabel independen. Nilai uji t-test dapat dilihat dari
p-value (pada kolom sig.) pada variabel masing – masing independen, jika
p-value (pada kolom sig.) lebih kecil dari
level of significant yang ditentukan atau t hitung ( kolom t) lebih besar dari t tabel (dihitung dari
two-tailed α = 5% df – k, k merupakan jumlah variabel independen)
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data Perusahaan
4.1.1 Profil Perusahaan
Dalam penelitian ini saya menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
www.idx.co.id
dan berkunjung langsung ke Bursa Efek Indonesia. Data yang diperoleh
berupa laporan keuangan periode 2004 sampai dengan 2011 dengan data per
triwulan . Berikut adalah sejarah singkat PT. GUDANG GARAM, Tbk :
PT. Gudang Garam, Tbk (IDX:GGRM) merupakan sebuah perusahaan rokok
paling popular di Indonesia. Perusahaan Gudang Garam didirikan pada
tanggal 26 juni 1958 oleh Surya Wonowidjojo atau dengan nama lainnya (
Tjoa Ing Hwie ). Gudang Garam ini merupakan pemimpin produksi rokok
kretek. Perusahaan ini memiliki kompleks tembakau sebanyak 514 area di
Kediri, Jawa Timur. Sebelum mendirikan perusahaan Gudang Garam ini, di
saat umur beliau sekitar dua puluh tahun, Ing Hwie mendapat tawaran
bekerja dari pamannya di pabrik rokok Cap 93 yang merupakan salah satu
pabrik rokok terkenal di Jawa Timur pada saat itu. Berkat kerja keras
dan kerajinan Ing Hwie mendapatkan promosi dan akhirnya menduduki posisi
direktur di perusahaan rokok Cap 93.
Pada tahun 1956 Ing Hwie meninggalkan Cap 93. Lalu beliau membeli
tanah di Kediri dan memulai produksi rokok sendiri. Diawali dengan rokok
kretek dari kelobot dengan merk Inghwie. Setelah dua tahun berjalan Ing
Hwie mengganti nama perusahaannya menjadi Pabrik Rokok Tjap Gudang
Garam. PT. Gudang Garam Tbk tidak mendristribusikan secara langsung
melainkan melalui PT. Surya Madistrindo yang kemudian disalurkan kepada
pedagang eceran lalu ke konsumen. Melalui perjalanan dari tahun 1958
sampai sekarang, PT. Gudang Garam, Tbk mengalami banyak peningkatan
dalam produksi rokoknya. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan –
perkembangannya yang akan penulis jelaskan sekilas tentang perusahaan
Gudang Garam ini.
Dari awal didirikannya pada tahun 1958 tanah yang digunakan untuk berjalannya produksi yakni dengan menyewa tanah seluas 1000 m
2 di
Desa Semampir, Kediri, dengan memproduksi Sigaret Kretek Linting (SKL)
atau rokok klobot dan Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang dipasarkan di
Kota terdekat seperti Nganjuk, Kartosono, Solo, dan Blitar dengan harga
rokok Rp 1 / bungkus. Pada tahun 1960 cabang produksi SKT dan SKL dibuka
di Gurah, 13 km arah tenggara kota Kediri karena permintaan yang
semakin meningkat. Pada tahun 1968 bulan September, areal pertama seluas
100 m
2 dibeli dan dijadikan unit 1, dan di tahun yang sama
dibangun pula sebuah unit baru yang diberi nama unit 2. Pada tahun 1969
perusahaan Gudang Garam dari status industrinya sebagai home industry
berubah menjadi firma lalu pada tahun 1971 statusnya berubah menjadi
Perseroan Terbatas dan kemudian pada tahun 1990 perusahaan ini
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Surabaya.
Dan sampai sekarang perusahaan ini mengembangkan banyak jenis rokok
seperti kretek mild dll. Sekarang areal Gudang Garam bertambah menjadi
208 hektar di wilayah kabupaten dan kota Kediri.
4.1.2 Struktur Organisasi
v
Komisaris :
Presiden Komisaris : Juni Setiawati Wonowidjojo
Komisaris Independen : Yudiono Muktiwidjojo
: Frank Willem Van Gelder
: Hadi Soetirto
: Lucas Mulia Suhardja
v
Direksi :
Presiden Direktur : Susilo Wonowidjojo
: Heru Budiman
: Edijanto
: Buntoro Turutan
: Fajar Sumeru
: Herry Susianto
: Buana Susilo
4.2 Hasil Penelitian dan Analisis
4.2.1 Analisis Akuntansi
- Rasio Likuiditas
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi.
Current Ratio = Aktiva Lancar x 100%
Hutang Lancar
Cash Ratio = Kas + Surat Berharga x 100%
Hutang lancar
Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan x 100%
Hutang Lancar
v Current Ratio Maret 2004 = %
Keterangan : Current Ratio pada bulan maret 2004 adalah sebesar
202,39%. Maka pada saat perusahaan memiliki kewajiban Rp 1,- yang harus
dibayarkan pada waktu kurang dari setahun, perusahaan mempunyai asset
lancar sebesar Rp 2023,9.
Cash Ratio Maret 2004 =
Keterangan : Cash Ratio pada bulan maret 2004 sebesar 10,52%. Maka
jika perusahaan harus membayar hutang jangka pendeknya sebesar Rp
1,-dengan kas dan surat berharga yang dimilikinya maka perusahaan
memiliki kas dan surat berharga sebesar 105,2
Quick Ratio Maret 2004 =
Keterangan : Quick Ratio pada bulan maret 2004 sebesar 44,42%, maka
perusahaan dapat memenuhi hutang lancarnya dalam sebesar Rp 1,- dengan
menggunakan alat yang paling likuid sebesar 444,2.
v Current Ratio Juni 2004 =
Cash Ratio Juni 2004 =
Quick Ratio Juni 2004 =
Dengan perhitungan yang sama, akan memberikan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1
Perhitungan Current Ratio, Cash Ratio, dan Quick Ratio
PT. GUDANG GARAM Tbk
Tahun 2004 s/d 2011 per triwulan
Tahun |
Current Ratio |
Cash Ratio |
Quick Rasio |
Maret 2004 |
202,39% |
10,52% |
44,42% |
Juni 2004 |
179,78% |
9,36% |
37,33% |
September 2004 |
166,93% |
9,03% |
39,85% |
Desember 2004 |
168,49% |
8,32% |
32,65% |
Maret 2005 |
181,20% |
8,87% |
34,67% |
Juni 2005 |
166,73% |
10,01% |
34,46% |
September 2005 |
163,48% |
3,91% |
38,73% |
Desember 2005 |
173,29% |
6,45% |
31,41% |
Maret 2006 |
185,62% |
4,10% |
31,51% |
Juni 2006 |
181,06% |
5,13% |
35,78% |
September 2006 |
174,42% |
4,87% |
42,04% |
Desember 2006 |
188,62% |
6,66% |
40,31% |
Maret 2007 |
213,96% |
5,69% |
43,52% |
Juni 2007 |
195,21% |
4,99% |
40,92% |
September 2007 |
196,74% |
11,15% |
58,53% |
Desember 2007 |
193,48% |
7,12% |
42,15% |
Maret 2008 |
199,59% |
9,80% |
40,28% |
Juni 2008 |
190,27% |
6,08% |
41,75% |
September 2008 |
198,23% |
7,25% |
45,98% |
Desember 2008 |
221,74% |
15,76% |
45,36% |
Maret 2009 |
242,52% |
20,62% |
55,16% |
Juni 2009 |
227,89% |
31,85% |
46,62% |
September 2009 |
231,72% |
20,59% |
34,00% |
Desember 2009 |
245,99% |
17,24% |
34,31% |
Maret 2010 |
313,41% |
22,59% |
43,56% |
Juni 2010 |
260,74% |
20,49% |
35,57% |
September 2010 |
274,35% |
16,82% |
34,12% |
Desember 2010 |
270,08% |
16,49% |
32,23% |
Maret 2011 |
403,52% |
27,60% |
51,84% |
Juni 2011 |
286,85% |
28,01% |
45,57% |
September 2011 |
256,31% |
17,87% |
31,53% |
Desember 2011 |
224,48% |
8,73% |
17,45% |
Sumber : Hasil pengolahan penulis
- Rasio Solvabilitas
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
Debt to Asset Ratio = Total Hutang x 100%
Total Aktiva
Debt to Equity Ratio = Total Hutang x 100%
Modal Sendiri
Time Interest Earning = EBIT
Beban Bunga
v Debt to Asset Ratio maret 2004 = 6032074 x 100% = 34,39%
17539870
Keterangan : Debt to Asset Ratio pada maret 2004 sebesar 34,39% yang
artinya perusahaan dapat memenuhi kewajiban atau hutangnya sebesar
34,39% dari aktiva yang dimiliki perusahaan apabila perusahaan
dilikuidasi.
Debt to Equity Ratio maret 2004 = 6032074 x 100% = 52,46%
11495321
Keterangan : Debt to Equity Ratio pada bulan maret 2004 sebesar
52,46% yang artinya perusahaan dapat membayar hutangnya sebesar 52,46%
dari modal yang dimiliki perusahaan apabila perusahaan dilikuidasi.
Time Interest Earning maret 2004 = 1227053 = 17,10
71768
Keterangan : Jadi perusahaan dapat membayar beban bunga sebesar 17,10% dengan laba kotor.
v Debt to Asset Ratio juni 2004 = 6898215 x 100% = 37,76%
18270327
Debt to Equity Ratio Juni 2004 = 6898215 x 100% = 60,73%
11359464
Time Interest Earning Juni 2004 = 2404375 = 19,40
Dengan perhitungan yang sama, akan memberikan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.2
Perhitungan Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio dan Time Interest Earning
PT. GUDANG GARAM Tbk
Tahun 2004 s/d 2011 per triwulan
Tahun |
Debt to Asset Ratio (%) |
Debt to Equity Ratio (%) |
Time Interest Earning |
2004 Maret |
34,39 |
52,47 |
17,10 |
2004 Juni |
37,76 |
60,73 |
19,40 |
2004 September |
41,96 |
72,37 |
18,37 |
2004 Desember |
40,76 |
68,89 |
14,68 |
2005 Maret |
37,15 |
59,16 |
11,45 |
2005 Juni |
40,78 |
68,98 |
13,53 |
2005 September |
43,23 |
76,24 |
13,29 |
2005 Desember |
40,68 |
68,65 |
9,87 |
2006 Maret |
38,24 |
61,99 |
7,09 |
2006 Juni |
39,04 |
64,12 |
7,86 |
2006 September |
42,33 |
73,49 |
8,38 |
2006 Desember |
39,38 |
65,05 |
7,83 |
2007 Maret |
35,01 |
53,92 |
13,38 |
2007 Juni |
38,74 |
63,31 |
14,16 |
2007 September |
39,21 |
64,58 |
16,38 |
2007 Desember |
40,91 |
69,33 |
15,17 |
2008 Maret |
39,24 |
64,66 |
10,07 |
2008 Juni |
41,60 |
71,29 |
11,07 |
2008 September |
40,23 |
67,34 |
10,80 |
2008 Desember |
35,53 |
55,12 |
9,32 |
2009 Maret |
32,82 |
48,86 |
11,46 |
2009 Juni |
34,80 |
53,58 |
12,71 |
2009 September |
34,19 |
52,18 |
15,08 |
2009 Desember |
32,49 |
48,35 |
16,09 |
2010 Maret |
25,88 |
35,11 |
30,25 |
2010 Juni |
30,67 |
44,46 |
41,15 |
2010 September |
29,77 |
42,64 |
39,32 |
2010 Desember |
30,65 |
44,19 |
37,21 |
2011 Maret |
21,21 |
26,91 |
47,96 |
2011 Juni |
28,58 |
40,02 |
67,66 |
2011 September |
32,30 |
47,71 |
57,73 |
2011 Desember |
37,19 |
59,21 |
40,04 |
Sumber : Hasil pengolahan penulis
- Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menciptakan tingkat keuntungan yang baik dalam bentuk laba
perusahaan maupun modal sendiri.
Net Profit Margin = Laba bersih setelah pajak x 100%
Penjualan
Return on Asset = Laba bersih setelah pajak x 100%
Total Aktiva
Rate of Return = Laba bersih setelah pajak x 100%
Jumlah Modal Sendiri
v Net Profit Margin maret 2004 = 524450 x 100% = 8,65%
6062177
Keterangan : Net Profit Margin pada bulan maret tahun 2004 sebesar
8,65%, artinya setiap penjualan senilai Rp 1000,-, maka akan
menghasilkan laba sebesar Rp 86,5
Return on Asset maret 2004 = 524450 x 100% = 2,99%
17539870
Keterangan : Return on Asset pada bulan maret 2004 sebesar 2,99%
artinya setiap Rp 1.000,- asset yang dioperasikan dapat menghasilkan
laba bersih sebesar Rp 29,9
Rate of Return maret 2004 = 524450 x 100% = 4,56%
11495321
Keterangan : Rate of Return pada bulan maret 2004 sebesar 4,56%
artinya setiap Rp 1.000,- modal yang dikeluarkan maka akan menghasilkan
laba sebesar Rp 45,6
v Net Profit Margin juni 2004 = 965820 x 100% = 8,09%
11942297
Return on Asset juni 2004 = 965820 x 100% = 5,29%
18270327
Rate of Return juni 2004 = 965820 x 100% = 8,50%
11359464
Dengan perhitungan yang sama, akan memberikan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.3
Perhitungan Net Profit Margin, Return on Asset, dan Rate of Return
PT. GUDANG GARAM Tbk
Tahun 2004 s/d 2011 per triwulan
Tahun |
NPM |
ROA |
ROR |
2004 Maret |
8,65% |
2,99% |
4,56% |
2004 Juni |
8,09% |
5,29% |
8,50% |
2004 September |
8,05% |
7,39% |
12,75% |
2004 Desember |
7,37% |
8,69% |
14,69% |
2005 Maret |
8,74% |
2,53% |
4,03% |
2005 Juni |
8,69% |
5,15% |
8,71% |
2005 September |
8,36% |
7,16% |
12,63% |
2005 Desember |
7,61% |
8,54% |
14,41% |
2006 Maret |
4,17% |
1,18% |
1,91% |
2006 Juni |
4,30% |
2,61% |
4,29% |
2006 September |
4,39% |
3,97% |
6,90% |
2006 Desember |
3,83% |
4,64% |
7,66% |
2007 Maret |
6,24% |
1,94% |
2,98% |
2007 Juni |
5,29% |
3,25% |
5,31% |
2007 September |
5,59% |
5,32% |
8,76% |
2007 Desember |
5,13% |
6,03% |
10,22% |
2008 Maret |
4,87% |
1,41% |
2,32% |
2008 Juni |
5,92% |
3,58% |
6,13% |
2008 September |
6,38% |
5,93% |
9,93% |
2008 Desember |
6,22% |
7,81% |
12,12% |
2009 Maret |
10,20% |
3,22% |
4,79% |
2009 Juni |
9,51% |
5,72% |
8,80% |
2009 September |
10,52% |
9,37% |
14,29% |
2009 Desember |
10,48% |
12,69% |
18,88% |
2010 Maret |
10,79% |
3,56% |
4,82% |
2010 Juni |
9,89% |
6,52% |
9,45% |
2010 September |
11,14% |
10,68% |
15,29% |
2010 Desember |
48,24% |
13,49% |
19,45% |
2011 Maret |
11,74% |
3,91% |
4,96% |
2011 Juni |
11,72% |
7,56% |
10,59% |
2011 September |
12,55% |
11,09% |
16,37% |
2011 Desember |
11,84% |
12,68% |
20,19% |
Sumber : Hasil pengolahan penulis
Perhitungan lebih mendetail mengenai hasil seluruh perhitungan di atas akan dilampirkan pada lampiran tabel L1 – L9
4.2.2 Uji Asumsi Klasik
Dalam pengujian untuk mengetahui hasil estimasi regresi maka
diperlukan uji normalitas terlebih dahulu kemudian uji asumsi klasik
agar diketahui apakah hasilnya bebas dari gejala multikolinearitas,
heteroskedastisitas, autokorelasi. Pengujian yang dihasilkan adalah
sebagai berikut :
- Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Data yang dikatakan normal
apabila nilai signifikansi di atas 0,05. Uji normalitas yang diperoleh
sebagai berikut :
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Data
Tests of Normality |
|
Kolmogorov-Smirnova |
Shapiro-Wilk |
|
Statistic |
df |
|
Statistic |
df |
|
harga_saham |
.076 |
32 |
.200* |
.985 |
32 |
.930 |
likuiditas |
.138 |
32 |
.128 |
.952 |
32 |
.163 |
solvabilitas |
.076 |
32 |
.200* |
.970 |
32 |
.494 |
profitabilitas |
.101 |
32 |
.200* |
.968 |
32 |
.444 |
a. Lilliefors Significance Correction |
|
|
|
*. This is a lower bound of the true significance. |
|
|
Dari tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diperoleh angka
probabilitas dari masing – masing variabel yang diuji. Nilai tersebut
akan dibandingkan dengan 0,05 untuk pengambilan keputusan dengan
kriteria:
v Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 distribusi data adalah tidah normal
v Nilai Sig. Atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 distribusi data adalah normal.
Berdasarkan output di atas dapat dilihat dalam kolom
Kolmogorov-Smirnov diketahui bahwa nilai signifikansi untuk harga saham
sebesar 0.200 , rasio likuiditas sebesar 0.128 , rasio solvabilitas
sebesar 0.200 dan rasio profitabilitas sebesar 0.200. Karena seluruh
variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data harga
saham, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas terdistribusi normal.
Berdasarkan tabel di atas untuk data harga saham dapat dilihat hasil
Shapiro-Wilk yang menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,930. Nilai
tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data harga
saham terdistribusi normal.
Berdasarkan tabel di atas untuk data likuiditas dapat dilihat hasil
Shapiro-Wilk yang menunjukkan hasil signifikansi sebesar 0,163. Nilai
tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data
likuiditas tersebut terdistribusi normal.
Berdasarkan tabel di atas untuk data solvabilitas dapat dilihat hasil
Shapiro-Wilk yang menunjukkan hasil signifikansi sebesar 0,494. Nilai
tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data
solvabilitas tersebut terdistribusi normal.
Berdasarkan tabel di atas untuk data profitabilitas dapat dilihat
hasil Shapiro-Wilk yang menunjukkan hasil signifikansi sebesar 0,444.
Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data
profitabilitas tersebut terdistribusi normal.
Gambar 4.1
Grafik Normal Probability Plot
Berdasarkan gambar 4.1 grafik normal probability plot terlihat titik –
titik menyebar disekitar garis diagonal serta menyebarnya mengikuti
arus garis diagonal. Hal tersebut menunjukkan bahwa pola atau arah
hubungan antara variabel X dengan variabel Y adalah searah (positif) dan
linier. Dalam hal ini menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan
karena memenuhi asumsi normalitas.
- Uji Asumsi Klasik
Setelah dilakukan uji normalitas, langkah selanjutnya kita harus
melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu, baru kemudian dilanjutkan
ke uji regresi. Berikut hasil uji asumsi klasik :
v Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai tolerance atau nilai variance
inflation faktor (VIF). Untuk menentukan tidak adanya multikolinearitas
adalah nilai tolerance ≥ 0,10 atau nilai VIF ≤ 10. Hasil yang diperoleh
dari pengujian sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Model regresi yang baik seharusnya bebas multikolinearitas atau tidak
terjadi korelasi antara variabel independen. Uji Multikolinearitas
dapat dilihat dari :
- Nilai tolerance harus lebih besar dari 0,1 atau
- Nilai Variance Infaltion Factor (VIF) lebih kecil dari 10
Berdasarkan tabel coefficients di atas diketahui bahwa nilai
tolerance likuiditas sebesar 0.970, solvabilitas sebesar 0.823, dan
profitabilitasnya sebesar 0.806 menunjukkan nilai tolerance lebih besar
dari 0.10. Begitu pula dengan nilai VIF likuiditas sebesar 1.031,
solvabilitas sebesar 1.215, profitabilitas sebesar 1.240. nilai VIF dari
ketiga rasio tersebut menunjukkan lebih kecil dari 10. Maka dapat
disimpulkan bahwa ketiga rasio tersebut bebas dari masalah
multikolinieritas yang berarti tidak terjadi korelasi diantara variabel
independent.
v Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji Scatter
Plot untuk menentukan ada atau tidaknya masalah dalam
heteroskedastisitas. Jika pola jelas dan titik menyebar dengan di atas
dan di bawah angka nol maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji
heteroskedastisitas yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Gambar 4.2
Diagram Scatter Plot
Dari gambar 4.2 grafik scatterplot menunjukkan bahwa titik – titik
menyebar secara acak dan baik di atas dan di bawah angka nol pada sumbu
Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
digunakan untuk penelitian.
v Uji Autokorelasi
Uji autoorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi.
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb |
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
.401a |
.161 |
.071 |
2932.56986 |
1.056 |
a. Predictors: (Constant), profitabilitas, likuiditas, solvabilitas |
|
b. Dependent Variable: harga_saham |
|
|
Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,056.
Nilai tersebut akan dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watson dengan
signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) = 32, dan jumlah variabel
independen (k) = 3. Maka diperoleh nilai dl sebesar 1,244 dan du sebesar
1,650. Karena nilai DW (1,056) berada pada daerah autokorelasi positif
dalam model regresi yang berarti dalam model regresi tidak ada korelasi
antara kesalahan pada periode sebelumnya.
Gambar 4.3
Gambar Diagram Uji Autokorelasi
0 dl du 4-du 4-dl
1,244 1,650 2,350 2,750
4.2.3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil dari uji regresi yang dilakukan oleh peneliti, yaitu diperoleh
seperti data yang telah dijelaskan di atas, data yang diteliti sudah
normal dan telah melewati uji asumsi klasik, untuk selanjutnya uji
regresi berganda. Dengan analisis regresi berganda ini yaitu untuk
mengetahui pengaruh antara rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
profitabilitas sebagai variabel bebas (X) terhadap harga saham sebagai
variabel terikat (Y). Dalam mempermudah hitungan untuk regresi, maka
penulis menggunakan software SPSS 17. Berikut hasil yang diperoleh dari
pengolahan data dengan menggunakan SPSS 17 :
- Persamaan Regresi
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda
Dari tabel 4.7 diperoleh persamaan regresi variabel likuiditas, rasio
solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap harga saham adalah
sebagai berikut :
Y = 7991,215 + 89,685X
1 – 115,706X
2 + 130,734X
3
v Nilai konstanta sebesar 7991,215 menyatakan jika variabel – variabel independen yaitu rasio likuiditas (X
1), rasio solvabilitas (X
2), dan rasio profitabilitas (X
3) dianggap konstan, maka harga saham (Y) adalah sebesar 7991,215
v Koefisien regresi variabel likuiditas (X
1) bertanda
positif sebesar 89,685. Hal tersebut menunjukkan jika terjadi kenaikan
1% pada variabel likuiditas maka akan menyebabkan harga saham naik
sebesar 89,685 sehingga menjadi 8081,185 dengan asumsi bahwa variabel
yang lainnya tetap.
v Koefisien regresi variabel solvabilitas (X
2) bertanda
negatif sebesar 115,706. Hal tersebut menunjukkan jika terjadi penurunan
1% pada variabel solvabilitas maka akan menyebabkan harga saham turun
sebesar 115,706 sehingga menjadi 7875,509 dengan asumsi bahwa variabel
yang lainnya tetap.
v Koefisien regresi variabel profitabilitas (X
3) bertanda
positif sebesar 130,734. Hal tersebut menunjukkan jika terjadi
kenaikkan 1% ada variabel profitabilitas maka akan menyebabkan harga
sahamnya naik sebesar 130,734 sehingga menjadi 8121,949 dengan asumsi
bahwa variabel yang lainnya tetap.
- Koefisien Determinasi
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb |
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
.401a |
.161 |
.071 |
2932.56986 |
1.056 |
a. Predictors: (Constant), profitabilitas, likuiditas, solvabilitas |
|
b. Dependent Variable: harga_saham |
|
|
Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh nilai determinasi atau R
2 (R
Square) sebesar 0,071 atau 7,1%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase
pengaruh variabel independen ( Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas )
terhadap variabel dependen hanya sebesar 7,1%. Berarti peran rasio
Likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas sangat kecil terhadap harga
saham. Dari hasil perhitungan tersebut didapatkan pula hasil standard
error of the estimate sebesar 2932,56. Hal ini menunjukkan bahwa
banyaknya kesalahan dalam prediksi tersebut hanya sebesar 29,32 %.
- Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (uji t)
Uji koefisien regresi secara parsial (uji t) digunakan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi secara satu per satu variabel
independen (X
1,X
2,X
3) berpengaruh atau
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y).
Hasil uji t dapat dilihat pada hasil olahan SPSS sebagai berikut :
Tabel 4.9
Hasil Uji Regresi Secara Parsial
Untuk menentukan apakah ada pengaruh atau tidak secara signifikan dapat dilihat pada tabel 4.9 tersebut.
v
Pengujian Hipotesis Likuiditas
- Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas terhadap harga saham.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas terhadap harga saham.
- α = 5% / 2 = 2,5% (0,025)
- Nilai Hitung = 1,989
- Menentukan nilai tabel = (α,df)
df = n-k-1 = 32 – 3 – 1 = 28
α = 0,025
nilai kritis = (0,025 ; 28) = 2,048
- Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
Ha diterima jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
- Gambar
Gambar 4.4
Gambar Pengujian Pengaruh Likuiditas
Ho
Ha Ha
-2,048 -1,989 0 1,989 2,048
- Keputusan
Ho diterima, karena berdasarkan gambar 4.4 nilai hitung sebesar 1,989
dengan nilai tabel 2,048. Sehingga menimbulkan Ho yang diterima karena
nilai hitungnya berada di daerah Ho.
- Kesimpulan
Secara parsial rasio likuiditas tidak terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham, karena Ho diterima dan nilai t hitung
< t tabel (1,989 < 2,048 ).
v
Pengujian Hipotesis Solvabilitas
- Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio solvabilitas terhadap harga saham.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio solvabilitas terhadap harga saham.
- α = 5% / 2 = 2,5% (0,025)
- Nilai Hitung = – 0,870
- Menentukan nilai tabel = (α,df)
df = n-k-1 = 32 – 3 – 1 = 28
α = 0,025
nilai kritis = (0,025 ; 28) = 2,048
- Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
Ha diterima jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
- Gambar
Gambar 4.5
Gambar Pengujian Pengaruh Solvabilitas
Ho
Ha Ha
-2,048 -0,870 0 2,048
- Keputusan
Ho diterima, karena berdasarkan gambar 4.5 nilai hitung sebesar
-0,870 dengan nilai tabel 2,048. Sehingga menimbulkan Ho yang diterima
karena nilai hitungnya berada di daerah Ho.
- Kesimpulan
Secara parsial rasio solvabilitas tidak terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham, karena Ho diterima dan nilai –t hitung
> -t tabel (-0,870 > -2,048 ).
v
Pengujian Hipotesis Profitabilitas
- Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio profitabilitas terhadap harga saham.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio profitabilitas terhadap harga saham.
- α = 5% / 2 = 2,5% (0,025)
- Nilai Hitung = 0,571
- Menentukan nilai tabel = (α,df)
df = n-k-1 = 32 – 3 – 1 = 28
α = 0,025
nilai kritis = (0,025 ; 28) = 2,048
- Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
Ha diterima jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
- Gambar
Gambar 4.6
Gambar Pengujian Pengaruh Profitabilitas
Ho
Ha Ha
-2,048 0 0,571 2,048
- Keputusan
Ho diterima, karena berdasarkan gambar 4.6 nilai hitung sebesar 0,571
kurang dari nilai tabel 2,048. Sehingga menimbulkan Ho yang diterima
karena nilai hitungnya berada di daerah Ho.
- Kesimpulan
Secara parsial rasio profitabilitas tidak terdapat pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham, karena Ho diterima dan nilai t hitung
< t tabel (0,571 > 2,048 ).
- Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
simultan atau bersama – sama berpengaruh secara signifikan atau tidak
terhadap variabel dependen. Hasil uji f dapat dilihat dari hasil olahan
SPSS pada output ANOVA sebagai berikut :
Tabel 4.10
Hasil Uji Regresi Secara Simultan
ANOVAb |
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
|
1 |
Regression |
4.618E7 |
3 |
1.539E7 |
1.790 |
.172a |
Residual |
2.408E8 |
28 |
8599966.004 |
|
|
Total |
2.870E8 |
31 |
|
|
|
a. Predictors: (Constant), profitabilitas, likuiditas, solvabilitas |
|
|
b. Dependent Variable: harga_saham |
|
|
|
v
Pengujian Hipotesis Secara Simultan
- Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas secara simultan
terhadap harga saha,
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, rasio profitabilitas secara simultan terhadap harga
saham.
- α = 5%
df
1 = 4 – 1 = 3
df
2 = 32 – 3 – 1 = 28
nilai kritis (0,05 ; 3 ; 28) = 2,947
- nilai hitung = 1,790
- Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel
Ho ditolak bila F hitung > F tabel
- Gambar
Gambar 4.7
Gambar Pengujian Secara Simultan
Ho diterima Ha diterima
0 1,790 2,947
- Keputusan
Ho diterima berdasarkan gambar 4.7. Karena nilai hitung kurang dari
nilai tabel. Sehingga menimbulkan Ho diterima karena nilai hitung berada
didaerah Ho.
- Kesimpulan
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas,
rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas terhadap harga saham,
karena Ho diterima dan nilai F hitung kurang dari nilai tabel.
4.3 Rangkuman Hasil Penelitian
Berikut ini akan disajikan rangkuman hasil penelitian yang terdiri
dari tabel untuk menganalisis hasil regresi yang diperoleh. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.11
Hasil Uji Hipotesis
Variabel Independen (X) |
Harga Saham (Y) |
t Hitung |
Perbandingan |
t tabel |
Sig |
Pengaruhnya |
Rasio Likuiditas |
0,1989 |
< |
2,048 |
0,057 |
tidak berpengaruh |
Rasio Solvabilitas |
-0,870 |
< |
2,048 |
0,392 |
tidak berpengaruh |
Rasio Profitabilitas |
0,571 |
< |
2,048 |
0,573 |
tidak berpengaruh |
Simultan |
1,790 |
< |
2,947 |
0,172 |
tidak berpengaruh |
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat hasil t hitung dan t tabelnya. t
hitung kurang dari nilai tabelnya. Baik secara parsial maupun simultan
menghasilkan kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh antara rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas terhadap harga
saham. Dapat kita lihat pula dengan nilai signifikannya, jika nilainya
lebih dari 0,05 maka Ho yang akan diterima yang artinya bahwa tidak ada
pengaruhnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan bab – bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :
- Berdasarkan pengujian dari bab sebelumnya, hasil pengujian secara
parsial menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara rasio
likuiditas terhadap harga saham pada PT. Gudang Garam, Tbk
- Berdasarkan pengujian dari bab sebelumnya, hasil pengujian secara
parsial menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara rasio
solvabilitas terhadap harga saham pada PT. Gudang Garam, Tbk
- Berdasarkan pengujian dari bab sebelumnya, hasil pengujian secara
parsial menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara rasio
profitabilitas terhadap harga saham pada PT. Gudang Garam, Tbk
- Hasil pengujian secara simultan atau bersama – sama menunjukkan
bahwa rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
5.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran
yang dapat penulis berikan yang sekiranya dapat dijadikan sebagai
masukan atau rekomendasi baik bagi perusahaan maupun bagi investor
sebagai berikut :
- Bagi perusahaan diharapkan agar mampu lebih meningkatkan sisi
likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas perusahaan PT. Gudang
Garam, Tbk
- Bagi para investor yang akan menanamkan sahamnya tetap harus
mempertimbangkan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio
profitabilitas yang akan menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan dalam berinvestasi, karena rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, rasio profitabilitas merupakan suatu penilaian kinerja
keuangan dari suatu perusahaan yang bersangkutan. Tapi bukan hanya
kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan saja yang perlu
diperhatikan melainkan faktor – faktor lain yang mempengaruhi harga
saham, yaitu seperti tingkat suku bunga, kebijakan moneter dan fiskal,
kondisi perekonomian, keadaan politik, dan situasi bisnis internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, halim. 2005.
Analisis Investasi, Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.
Agus, Harjito. 2011.
Manajemen Keuangan, Edisi Kedua. Yogyakarta : EKONISIA.
Ali, Machmud. 1994.
Pengantar Akuntansi 1, Edisi Satu. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Atmaja, Lukas Setia. 2002.
Manajemen Keuangan, Edisi Revisi. Yogyakarta : Andi
Dermawan, Sjahrial. 2012.
Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Keempat. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Duwi, Priyatno. 2009.
5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta : C.V Andi Offset.
Duwi, Priyatno. 2010.
Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS, Edisi Pertama. Yogyakarta : MediaKom.
Farah, Margaretha. 2011.
Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga
Jonathan, Sarwono. 2006.
Analisis Data Penelitian mengunakan SPSS. Yogyakarta : C.V Andi Offset.
Kardiman. 2006.
Prinsip – Prinsip Akuntansi. Edisi Pertama. Jakarta : PT. Ghalia Indonesia.
Kasmir. 2009.
Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.
S, Munawir. 1995.
Analisis Laporan Keuangan, Edisi Empat. Yogyakarta : Liberty.
Sutrisno. 2000.
Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama. Yogyakarta : EKONISIA.
Tampubolon, Manahan. 2004.
Manajemen Keuangan, Edisi Pertama. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin. 2006.
Pasar Modal di Indonesia, Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Empat.
Lastari, Jumayanti Indah (2004),
Analisis Fundamental Sebagai
Dasar Pengambilan Keputusan Investasi Terhadap Saham Emiten Perdagangan
Retail Periode 2001 Sampai 2003,
Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, No.2, Jilid 9, Tahun 2004
http://repository.gunadarma.ac.id:8000/Hotniar_131-135_645.pdf
www.idx.co.id
www.google.co.id
http://www.gudanggaram.co.id
http://www.duniainvestasi.com