Pages - Menu

Wednesday, May 16, 2012

Hukum Perikatan


HUKUM PERIKATAN
Dalam pengertiannya hukum perikatan dapat terjadi jika sudah melalui perjanjian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dan menimbulkan suatu hak dan kewajiban. Dan sumber hukum perikatan adalah Perjanjian dan Undang - Undang. tiga hal yang harus diketahui dalam mendefinisikan suatu perjanjian:
-          adanya suatu barang yang akan diberi
-          adanya suatu perbuatan dan
-          bukan merupakan suatu perbuatan
Dalam melakukan Perjanjian sah harus disyaratkan pada
-          Bebas dalam menentukan suatu perjanjian
-          Cakap dalam melakukan suatu perjanjian
-          Isi dari perjajian itu sendiri
-          Perjanjian dibuat harus sesuai dengan Undang - Undang yang berlaku
Perikatan adalah hubungan hukum antara dua orang atau lebih didalam lapangan harta kekayaan dimana satu pihak mempunyai hak dan pihak yang lain mempunyai kewajiban atas suatu prestasi. Sedangkan perjanjian adalah perbuatan hukum. Unsur-unsur perikatan :
1. Hubungan hukum.
2. Harta kekayaan.
3. Pihak yang berkewajiban dan pihak yang berhak.
4. Prestasi.
Hak dan kewajiban para pihak
Debitur :
1. Berkewajiban membayar utang (Schlud).
2. Berkewajiban memberikan harta kekayaannya untuk melunasi hutangnya (HAFTUNG).
Unsur-unsur objek perikatan :
a) Objek tersebut tidak diperkenankan.
b) Harus ditentukan, artinya harus ditentukan jenisnya. Contoh : membeli motor merk Honda.
c) Harus dimungkinkan, sesuai dengan akal pikiran
Definisi perikatan “Hubungan hukum yang terjadi diantara dua orang atau lebih, yang terletak didalam lapangan harta kekayaan, dimana pihak yang satu berhak atas prestasi dan pihak lainnya wajib memenuhi prestasi itu”.  Hukum perikatan hanya berbicara mengenai harta kekayaan bukan berbicara mengenai manusia. Hukum kontrak bagian dari hukum perikatan. Harta kekayaan adalah objek kebendaan. Pihak dalam perikatan ada dua yaitu pihak yang berhak dan pihak yang berkewajiban. Mora kreditoris adalah pihak kreditur yang berhak dapat merugikan pihak debitur.
DasarHukumPerikatan
Dasar hukum perikatan berdasarkan KUH Perdata terdapat tiga sumber yaitu :
1.       Perikatanyangtimbuldaripersetujuan(perjanjian)
2.       Perikatanyangyimbuldariundang–undang.
3.       Perikatanterjadibukanperjanjian.
Asas–asas dalam HukumPerjanjian
1.      AsasKebebasan Berkontrak. Adalah, segala sesuatu perjanjian yang dibuat adalah sah bagi para pihak yang membuatnya dan berlakusebagaiundang–undangbagimerekayangmembuatnya.
2.      AsasKonsensualisme. Adalah, perjanjian itu lahir saat tercapainya kata sepakat antara para pihak mengenai hal – hal yang pokokdatidakmemerlukansesuatuformalitas.
Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat yaitu
1.      KataSepakatntaraaraPihakyangMengikatDiri.
2.      CarauntukMembuatSuatuPerjanjin
3.      Mengenai Suatu Hal Tertentu.
4.      Suatu Sebab yang Halal.
Jenis – Jenis Resiko digolongkan menjedi dua kategori, yaitu resiko dalam perjanjian sepihak dan resiko dalam perjanjian timbale balik :
1.      Risiko dalam Perjanjian Sepihak.
2.      Risiko dalam Perjanjian Timbal Balik.
3.      Risiko dalam jual beli diatur dalam pasal 1460 KUH Perdata.
4.      Risiko dalam tukar menukar diatur dalam pasal 1545 KUH Perdata.
5.      Risiko dalam sewa menyewa diatur dalam pasal 1553 KUH Perdata.

Wanprestasi adalah prestasi yang tidak terpenuhi. Ada dua alasan:
1.      karena Wanprestasi. ®kesalahan, kesengajaan, kekhilafan dari debitur
2.      Overmacht. ®Karena keadaan memaksa 
Ada empat bentuk wanprestasi:
1.      Debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali.
2.      Debitur memenuhi prestasi tetapi tidak baik/keliru.
3.      Debitur memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya (terlambat).
4.      Prestasi yang bertentangan dengan apa yang ditentukan dalam perjanjian.
Dalam Wanprestasi tentu ada kelalaian/alpa, cidera janji. ®Kesengajaan,  kesalahan Sanksi dari wanprestasi:
1.      Ganti Rugi Biaya
2.      Ganti Rugi Rugi Bunga
3.      Peralihan risiko
4.      Pembayaran ongkos perkara
Untuk terjadinya wanprestasi, kreditur dapat berupaya:
1.      Tuntutan ganti rugi dan lain-lain.
2.      Reele Executie (Eksekusi Nyata)
3.      Parate Executie (Eksekusi Langsung)
Penetapan lalai diperlukan/tidak diperlukan:
-          Tidak memenuhi prestasi sama sekali.
-          Prestasi berarti bagi kreditur jika dilaksanakan dalam waktu yang telah ditentukan (Ps. 1243 KUHPerdata)
Misal: Penjahit pakaian pengantin.
-          Debitur melanggar perikatan untuk tidak berbuat.
-          Dalam persetujuan sudah ditentukan adanya vervaal termijn.
-          Dalam pemenuhan prestasi yang tidak baik dan membawa akibat positif.
Perikatan itu bisa dihapus jika memenuhi kriteria – kriteria sesuai dengan pasal 1381 KUH Perdata. Ada 10 cara penghapusan suatu perikatan adalah sebagai berikut :
1.      Pembayaran merupakan setiap pemenuhan perjanjian sukarela.
2.      Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan.
3.      Pembaharuan utang.
4.      Penjumpaan uang atau kompensasi.
5.      Pencampuran utang.
6.      Pembebasan utang.
7.      Musnahnya barang yang terutang.
8.      Batal / pembatalan.
9.      Berlakunya suatu syarat batal.
10.  Lewat waktu.
Memorandum of understanding adalah suatu perjanjian pendahuluan yang nantinya akan diikuti dan dijabarkan dalam perjanjian lain yang mengaturnya secara lebih detail. Ciri – ciri Memorandum Of Understanding :
1.      Isinya ringkas.
2.      Berisikan hal – hal yang pokok saja.
3.      Hanya bersifat pendahuluan.
4.      Mempunyai jangka waktu berlaklu.
5.      Dibuat dalam bentuk perjanjian bawah tangan.
6.      Tidak ada kewajiban yang bersifat memaksa.
Tujuan Memorandum Of Understanding Untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang bersepakat untuk memperhitungkan apakah saling menguntungkan atau tidak jika diadakan kerja sama sehingga agar Memorandum Of Understanding dapat ditindaklanjuti dengan perjanjian dan dapat diterapkan sanksi – sanksi.

No comments:

Post a Comment