A.
Pengertian
Karangan
yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan. Penulisannya pun tidak
semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah. Penulisan yang baik
dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya
tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau
tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi Jenis
karangansemi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam opini, editorial,
resensi, anekdot, hikayat, dan karakteristiknya berada diantara ilmiah.
B.
Ciri-ciri dan karakteristiknya :
1.
Emotif
: kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan
dan sedikit informasi.
2.
Persuasif:
penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi
sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3.
Deskriptif
: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4.
Kritik
tanpa dukungan bukti
- Fakta yang disimpulkan subyektif
- Gaya
bahasa formal dan popular
- Mementingkan diri penulis
- Melebihkan-lebihkan sesuatu
- Usulan-usulan bersifat
argumentatif, dan
C.
Bentuk-bentuk
1.
Artikel
Karangan
faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan
(melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan
fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
2.
Editorial
artikel
dalam surat kabar atau majalah yangg mengungkapkan pendirian editor atau
pimpinan surat kabar (majalah) tersebut mengenai beberapa pokok masalah.
3.
Feature
Feature
adalah cerita khas kreatif yang berpijak pada jurnalistik sastra tentang suatu
situasi, keadaan, atau aspek kehidupan, dengan tujuan untuk memberi informasi
dan sekaligus menghibur khalayak media massa.
Contoh karangan semi ilmiah :
BAHAYA NARKOBA BAGI REMAJA
NARKOBA
atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan /
psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA, yaitu Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
Masalah
pencegahan penyalahgunaan NAPZA bukanlah menjadi tugas dari sekelompok orang
saja, melainkan menjadi tugas kita bersama. Upaya pencegahan penyalahgunaan
NAPZA yang dilakukan sejak dini sangatlah baik, tentunya dengan pengetahuan
yang cukup tentang penanggulangan tersebut. Peran orang tua dalam keluarga dan
juga peran pendidik di sekolah sangatlah besar bagi pencegahan penaggulangan
terhadap NAPZA.
Narkotika menurut UU RI No 22 /
1997, Narkotika, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
PENYEBABNYA SANGATLAH KOMPLEKS AKIBAT INTERAKSI BERBAGAI
FAKTOR
1. Faktor individual
Kebanyakan
dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan biologi,
psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri-ciri remaja yang mempunyai resiko
lebih besar menggunakan NAPZA, seperti kurang percaya diri, mudah kecewa,
agresif, murung, pemalu, pendiam dan sebagainya.
2. Faktor Lingkungan
Faktor
lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan kurang baik
sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat, seperti komunikasi
orang tua dan anak kurang baik, orang tua yang bercerai, kawin lagi, orang tua
terlampau sibuk, acuh, orang tua otoriter dan sebagainya.
Faktor-faktor
tersebut di atas memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi
penyalahguna NAPZA. Akan tetapi, makin banyak faktor-faktor di atas, semakin
besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna NAPZA.
GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA
1. Perubahan Fisik
Pada
saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh
tak acuh), mengantuk, agresif. Bila terjadi kelebihan dosis (Overdosis) : nafas
sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.
Saat sedang ketagihan (Sakau) : mata merah, hidung berair, menguap terus,
diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.
2. Perubahan sikap dan perilaku
Prestasi
di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos, pemalas,
kurang bertanggung jawab. Pola tidur berubah, bergadang, sulit dibangunkan pagi
hari, mengantuk di kelas atau tempat kerja. Sering berpergian sampai larut
malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin. Sering mengurung diri, berlama-lama
di kamar mandi, menghidar bertemu dengan anggota keluarga yang lain.
Sering
mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota keluarga
yang lain. Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan, tapi
tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri
atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi.
Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan,
pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.
UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA
Upaya
pencegahan meliputi 3 hal : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA
dan melakukan intervensi. Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja
yang mempunyai resiko tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan
intervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA. Upaya pencegahan ini
dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghabat proses
tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.
Komunikasi
dua arah, bersikap terbuka dan jujur, mendengarkan dan menghormati pendapat
anak. Memperkuat kehidupan beragama. Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan,
melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA
agar dapat berdiskusi dengan anak.***
Izin copas gan
ReplyDeleteizin copas bang
ReplyDelete