Metode penalaran induktif
adalah adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai
hasil pengamatan empiris dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang
bersifat umum.
Dengan kata lain,kesimpulan tersebut tidak lebih dari khusus atas suatu
pernyataan Dalam
hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk
turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara
canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut
dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan
merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan
memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan
melakukan generalisasi.
I.
Generalisasi
Adalah suatu penalaran yang menggunakan sifat tertentu dalam
membuat suatu pernyataan yang sifatnya tertentu sehingga dapat menghasilkan
suatu kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh :
Jika ada kendaraan, motor akan digunakan
Jika ada kendaraan,mobil akan digunakan
Jika ada kendaraan, sepeda akan digunakan
Jadi, jika ada kendaraan alat transportasi akan digunakan
- Data tersebut harus memadai (makin banyak) datanya
- Data tersebut dapat mewakili secara keseluruhan
- Terkecuali dapat diperhitungkan karena datanya mempunyai sifat
khusus
Macam-macam generalisasi
1. Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar
penyimpulan diselidiki. Contoh: sensus penduduk
2. Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian
fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum
diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai
celana pantalon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan
kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti
terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang
menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
II.
Kausalitas
Kausalitas merupakan perinsip
sebab-akibat yang dharuri dan pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap
kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan
eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya,
merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan.
Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia
yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
Kausalitas
bisa disebut juga
suatu penalaran yang disebabkan dari gejala yang saling berkaitan satu sama
lain. Dibawah ini ada 3hubungan antarmasalah yaitu sebagai berikut :
sebab-akibat
sebab-akibat mempunyai pola A
yang menyebabkan B. kedua hubungan ini juga dapat berpola A yang menyebabkan
B,C,D dan seterusnya. Jadi, peristiwa tersebut mempunyai efek dari satu
kejadian yang dianggap sebagai penyebab yang kadang lebih dari satu
sebagai contoh : hujan tahun ini sudah mengguyur desa kami. Air sungai pun ikut berangsur naik . jalan dan halaman rumah kami pun sudah dibajiri dengan air hujan. Akhirnya, banjir pun telah melanda desa kami.
Akibat-sebab
Akibat-sebab sering kita jumpai pada peristiwa seseorang yang alergi . alergi merupakan akibat dan makanan merupakan sebab ,sehingga mirip dengan entimen. Jadi penalaran akibat-sebab seperti ini dan kejadian peristiwa tersebut dapat dijadikan sebagai simpulan.
Akibat-sebab sering kita jumpai pada peristiwa seseorang yang alergi . alergi merupakan akibat dan makanan merupakan sebab ,sehingga mirip dengan entimen. Jadi penalaran akibat-sebab seperti ini dan kejadian peristiwa tersebut dapat dijadikan sebagai simpulan.
Akibat-akibat
Adalah penalaran yang dapat menyiratkan suatu penyebabnya. Suatu peristiwa “akibat” dapat langsung disimpulkan sebagai suatu “akibat” yang lainnya.
Adalah penalaran yang dapat menyiratkan suatu penyebabnya. Suatu peristiwa “akibat” dapat langsung disimpulkan sebagai suatu “akibat” yang lainnya.
Sebagai contoh sebagai berikut : Ibu mendapatkan adi sedang bermain diluar rumah, sehingga ibu beranggapan bahwa adi baik-baik saja
Kausalitas merupakan perinsip
sebab-akibat yang dharuri dan pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap
kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan
eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan
hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan
keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah
dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.
III.
Analogi
Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada. Contohnya pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
Salah Nalar
Salah nalar adalah kesalahan
struktur atau proses formal penalaran dalam menurunkan kesimpulan sehingga kesimpulan tersebut menjadi tidak valid.
Jadi berdasarkan pengertian tersebut, salah nalar bisa terjadi apabila pengambilan
kesimpulan tidak didasarkan pada kaidah-kaidah penalaran yang valid. Terdapat
beberapa bentuk salah nalar yang sering kita jumpai, yaitu: menegaskan
konsekuen, menyangkal antiseden, pentaksaan, perampatan-lebih, parsialitas,
pembuktian analogis, perancuan urutan kejadian dengan penyebaban, serta
pengambilan konklusi pasangan.
No comments:
Post a Comment